Jayapura (ANTARA) - Tepat hari keempat belas sejak dibuka pada 2 Oktober lalu oleh Presiden Joko Widodo, resmi ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dalam upacara penutupan PON Papua yang sama seperti upacara pembukaannya, digelar di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Papua, Jumat malam ini.
Sejak awal sampai akhir acara, seremoni penutupan ini berlangsung meriah dan semarak sekali sampai kemudian ditutup dengan atraksi kembang api yang mempesona.
Upacara penutupan ini menjadi episode terakhir untuk perhelatan olahraga multicabang ke-20 yang juga yang pertama diadakan di bagian paling timur Indonesia di Papua itu, tepatnya di empat tempat yang meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.
Seremoni ini menjadi puncak kelegaan dan kebahagiaan setelah selama 23 hari penuh sebanyak tujuh ribu atlet dari 34 provinsi bertanding dalam 37 cabang olahraga dan 56 disiplin. Sekalipun PON resmi dibuka pada 2 Oktober, tetapi pertandingan dan lomba PON Papua sudah dimulai sejak 22 September.
Setelah selama periode itu PON Papua dilangsungkan, Jawa Barat menjadi provinsi yang memiliki jumlah medali terbanyak, tidak hanya emas namun juga perak dan perunggu, sehingga untuk kedua kali berturut-turut menjadi juara umum setelah lima tahun lalu sukses pada PON Jawa Barat 2016.
Jawa Barat kali ini mengumpulkan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 perunggu, sedangkan DKI Jakarta menempati posisi kedua dengan 110 medali emas, 91 medali perak, dan 100 perunggu. Pada posisi ketiga, Jawa Timur mengoleksi 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu, sementara tuan rumah Papua menduduki urutan keempat dengan 93 medali emas, 66 medali perak, dan 102 perunggu.
Sekalipun hanya Jawa Barat yang memperoleh medali paling banyak, tentu saja suka cita karena telah menuntaskan kompetisi jelas tidak hanya milik atlet-atlet Jawa Barat. Sebaliknya atlet dan ofisial semua kontingen bersuka cita dalam defile penutupan PON Papua 2021 dengan diiringi lagu "Torang Bisa".
Mereka berjalan dengan penuh semangat yang beberapa di antaranya mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel. Penuh bahagia, mereka berjalan ke tengah Stadion Lukas Enembe lengkap dengan atribut dan identitas daerah mereka.
Mereka yang mengikuti defile adalah perwakilan atlet dan ofisial masih bertanding dalam tiga hari sebelum penutupan, karena mayoritas atlet yang berlaga dalam PON ini sudah kembali ke daerah masing-masing tak lama setelah menyelesaikan kompetisi demi mematuhi aturan pencegahan penyebaran COVID-19.
Mereka berkumpul di tengah-tengah stadion, sementara sebagaimana pada acara pembukaan, penonton untuk penutupan PON Papua ini pun dibatasi maksimum 25 persen dari total kapasitas normal stadion sebanyak 40 ribu orang.
Sementara itu di luar arena, salah satunya di Sentani, masyarakat memanfaatkan videotron di pinggir jalan untuk menyaksikan penutupan PON Papua, tepatnya di seberang Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Jayapura.
Mayoritas penonton penasaran dengan sajian penutupan PON Papua malam ini. "Kalau pembukaan kemarin kan meriah ya. Ini juga sepertinya banyak seniman juga dari banyak provinsi," kata seorang warga.
Pada penutupan PON Papua ini sendiri, seremoni dimeriahkan oleh artis-artis nasional termasuk grup band Noah, Saykoji, Iwa K, Yura Yunita, Andi Rianto, selain juga selebritis lokal asal Papua seperti Nogei, Blasta Rap Merauke, Kork Papua, M.A.C, dan Manggo Rap.
Menjelang resmi ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Gubernur Papua Lukas Enembe mengucapkan salam perpisahan.
"Kita akan berpisah dari ufuk timur matahari terbit, Tanah Papua. Dan kita akan berjumpa lagi dalam PON ke-21 di ufuk barat matahari terbenam yaitu Aceh dan Sumatera Utara," kata Lukas.
Lukas mengatakan PON Papua berhasil menepis keraguan banyak orang apakah Bumi Cendrawasih bisa menggelar acara besar sekelas PON.
"Tidak sedikit di luar sana yang skeptis dan pesimis apakah Papua mampu menjadi tuan rumah PON. Hari ini dapat kita buktikan Papua Bisa! Torang Bisa!," kata Lukas.
Lukas juga menyelamati Jawa Barat yang menjadi juara umum PON XX Papua 2021. "Selamat kepada provinsi yang meraih juara umum pada PON XX Papua 2021, semoga prestasi itu bagi cambuk bagi provinsi lain pada PON berikutnya," kata Lukas.
Papua pun resmi menyerahkan tongkat estafet PON kepada Aceh dan Sumatera Utara yang bakal menjadi tuan rumah PON edisi 2024.
Lukas Enembe didampingi Ketua Harian PB PON Papua Yunus Wonda mengembalikan bendera PON kepada Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Marciano Norman yang kemudian menyerahkan bendera PON kepada Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah yang mewakili Gubernur Aceh, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Usai prosesi penyerahan bendera PON kepada tuan rumah 2024 yang pertama kali diadakan di dua provinsi, Aceh menampilkan tarian Ratoh Duek, sedangkan Sumatera Utara menyajikan tarian adat khas Nias, Karo, Toba.
Pada PON Papua ini, Aceh ini pada peringkat ke-12 dengan 11 medali emas, 7 medali perak dan 11 medali perunggu, sedangkan Sumatera Utara berada satu tingkat di bawahnya pada peringkat ke-13 dengan 10 medali emas, 22 medali perak, dan 23 medali perunggu.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memuji penyelenggaraan PON Papua ini. “Dua pekan PON terselenggara pada akhirnya, kita mencapai puncaknya malam ini," kata dia.
Dia mengapresiasi masyarakat Papua yang berhasil menyukseskan PON Papua, sebelum secara resmi menutup PON XX Papua, dengan rangkaian kalimat, "ini adalah PON tersulit, namun masyarakat Papua, warga Papua berhasil menyelenggarakannya dengan sempurna. Sesuai dengan semboyan torang bisa. PON XX Papua, secara resmi ditutup."
Beberapa saat kemudian acara disambung dengan penutupan mempesona dari para artis yang memeriahkan penutupan ini yang ditutup secara paripurna oleh penampilan Noah yang menembangkan lagu-lagu ikonik, mulai dari “Separuh Aku”, “Wanitaku”, dan “Khayalan Tingkat Tinggi.”
Atlet, ofisial, dan penonton makin dibuat bersukacita saat Ariel dan kawan-kawan membawakan “Topeng” sebagai lagu penutup.
Layar rangkaian seremoni penutupan PON Papua ini, sebagaimana biasa, ditutup dengan atraksi penyalaan kembang api yang meriah dan niscaya membekas dalam hati warga Papua, juga Indonesia pada umumnya.
Terima kasih Papua, sampai jumpa tiga tahun mendatang di Aceh dan Sumatera Utara.
Sejak awal sampai akhir acara, seremoni penutupan ini berlangsung meriah dan semarak sekali sampai kemudian ditutup dengan atraksi kembang api yang mempesona.
Upacara penutupan ini menjadi episode terakhir untuk perhelatan olahraga multicabang ke-20 yang juga yang pertama diadakan di bagian paling timur Indonesia di Papua itu, tepatnya di empat tempat yang meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.
Seremoni ini menjadi puncak kelegaan dan kebahagiaan setelah selama 23 hari penuh sebanyak tujuh ribu atlet dari 34 provinsi bertanding dalam 37 cabang olahraga dan 56 disiplin. Sekalipun PON resmi dibuka pada 2 Oktober, tetapi pertandingan dan lomba PON Papua sudah dimulai sejak 22 September.
Setelah selama periode itu PON Papua dilangsungkan, Jawa Barat menjadi provinsi yang memiliki jumlah medali terbanyak, tidak hanya emas namun juga perak dan perunggu, sehingga untuk kedua kali berturut-turut menjadi juara umum setelah lima tahun lalu sukses pada PON Jawa Barat 2016.
Jawa Barat kali ini mengumpulkan 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 perunggu, sedangkan DKI Jakarta menempati posisi kedua dengan 110 medali emas, 91 medali perak, dan 100 perunggu. Pada posisi ketiga, Jawa Timur mengoleksi 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu, sementara tuan rumah Papua menduduki urutan keempat dengan 93 medali emas, 66 medali perak, dan 102 perunggu.
Sekalipun hanya Jawa Barat yang memperoleh medali paling banyak, tentu saja suka cita karena telah menuntaskan kompetisi jelas tidak hanya milik atlet-atlet Jawa Barat. Sebaliknya atlet dan ofisial semua kontingen bersuka cita dalam defile penutupan PON Papua 2021 dengan diiringi lagu "Torang Bisa".
Mereka berjalan dengan penuh semangat yang beberapa di antaranya mengabadikan momen ini dengan kamera ponsel. Penuh bahagia, mereka berjalan ke tengah Stadion Lukas Enembe lengkap dengan atribut dan identitas daerah mereka.
Mereka yang mengikuti defile adalah perwakilan atlet dan ofisial masih bertanding dalam tiga hari sebelum penutupan, karena mayoritas atlet yang berlaga dalam PON ini sudah kembali ke daerah masing-masing tak lama setelah menyelesaikan kompetisi demi mematuhi aturan pencegahan penyebaran COVID-19.
Mereka berkumpul di tengah-tengah stadion, sementara sebagaimana pada acara pembukaan, penonton untuk penutupan PON Papua ini pun dibatasi maksimum 25 persen dari total kapasitas normal stadion sebanyak 40 ribu orang.
Sementara itu di luar arena, salah satunya di Sentani, masyarakat memanfaatkan videotron di pinggir jalan untuk menyaksikan penutupan PON Papua, tepatnya di seberang Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Jayapura.
Mayoritas penonton penasaran dengan sajian penutupan PON Papua malam ini. "Kalau pembukaan kemarin kan meriah ya. Ini juga sepertinya banyak seniman juga dari banyak provinsi," kata seorang warga.
Pada penutupan PON Papua ini sendiri, seremoni dimeriahkan oleh artis-artis nasional termasuk grup band Noah, Saykoji, Iwa K, Yura Yunita, Andi Rianto, selain juga selebritis lokal asal Papua seperti Nogei, Blasta Rap Merauke, Kork Papua, M.A.C, dan Manggo Rap.
Menjelang resmi ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Gubernur Papua Lukas Enembe mengucapkan salam perpisahan.
"Kita akan berpisah dari ufuk timur matahari terbit, Tanah Papua. Dan kita akan berjumpa lagi dalam PON ke-21 di ufuk barat matahari terbenam yaitu Aceh dan Sumatera Utara," kata Lukas.
Lukas mengatakan PON Papua berhasil menepis keraguan banyak orang apakah Bumi Cendrawasih bisa menggelar acara besar sekelas PON.
"Tidak sedikit di luar sana yang skeptis dan pesimis apakah Papua mampu menjadi tuan rumah PON. Hari ini dapat kita buktikan Papua Bisa! Torang Bisa!," kata Lukas.
Lukas juga menyelamati Jawa Barat yang menjadi juara umum PON XX Papua 2021. "Selamat kepada provinsi yang meraih juara umum pada PON XX Papua 2021, semoga prestasi itu bagi cambuk bagi provinsi lain pada PON berikutnya," kata Lukas.
Papua pun resmi menyerahkan tongkat estafet PON kepada Aceh dan Sumatera Utara yang bakal menjadi tuan rumah PON edisi 2024.
Lukas Enembe didampingi Ketua Harian PB PON Papua Yunus Wonda mengembalikan bendera PON kepada Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Marciano Norman yang kemudian menyerahkan bendera PON kepada Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah yang mewakili Gubernur Aceh, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Usai prosesi penyerahan bendera PON kepada tuan rumah 2024 yang pertama kali diadakan di dua provinsi, Aceh menampilkan tarian Ratoh Duek, sedangkan Sumatera Utara menyajikan tarian adat khas Nias, Karo, Toba.
Pada PON Papua ini, Aceh ini pada peringkat ke-12 dengan 11 medali emas, 7 medali perak dan 11 medali perunggu, sedangkan Sumatera Utara berada satu tingkat di bawahnya pada peringkat ke-13 dengan 10 medali emas, 22 medali perak, dan 23 medali perunggu.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin memuji penyelenggaraan PON Papua ini. “Dua pekan PON terselenggara pada akhirnya, kita mencapai puncaknya malam ini," kata dia.
Dia mengapresiasi masyarakat Papua yang berhasil menyukseskan PON Papua, sebelum secara resmi menutup PON XX Papua, dengan rangkaian kalimat, "ini adalah PON tersulit, namun masyarakat Papua, warga Papua berhasil menyelenggarakannya dengan sempurna. Sesuai dengan semboyan torang bisa. PON XX Papua, secara resmi ditutup."
Beberapa saat kemudian acara disambung dengan penutupan mempesona dari para artis yang memeriahkan penutupan ini yang ditutup secara paripurna oleh penampilan Noah yang menembangkan lagu-lagu ikonik, mulai dari “Separuh Aku”, “Wanitaku”, dan “Khayalan Tingkat Tinggi.”
Atlet, ofisial, dan penonton makin dibuat bersukacita saat Ariel dan kawan-kawan membawakan “Topeng” sebagai lagu penutup.
Layar rangkaian seremoni penutupan PON Papua ini, sebagaimana biasa, ditutup dengan atraksi penyalaan kembang api yang meriah dan niscaya membekas dalam hati warga Papua, juga Indonesia pada umumnya.
Terima kasih Papua, sampai jumpa tiga tahun mendatang di Aceh dan Sumatera Utara.