Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menegaskan pelaksanaan imunisasi untuk anak-anak di Indonesia penting untuk menyelamatkan nyawa banyak orang.
"Imunisasi anak-anak kecil jangan lagi dihalang oleh ayat, oleh hadits, karena lebih utama menyelamatkan nyawa dari yang lainnya," kata Nasaruddin dalam konferensi pers daring, Senin.
Menurut Wakil Menteri Agama periode 2011-2014, para dokter tak perlu ragu memberikan imunisasi karena mendengar ada orang-orang yang mengatakan bahwa imunisasi itu tidak boleh dilakukan bila ada kandungan yang tidak halal di dalamnya.
Prioritas pertama adalah menyelamatkan jiwa, tegas dia. Dalam kondisi darurat dimana tidak ada cara lain, vaksin yang kandungannya tidak halal juga boleh diberikan demi keselamatan banyak orang.
"Bagaimana kalau (vaksin) haram, ada babinya? Cari dulu kalau ada yang halal pakai yang halal, kalau tidak ada jalan saja terus sampai ditemukan vaksin yang halal," jelas dia.
Nasaruddin menuturkan, wacana kehalalan vaksin patut dikemukakan di tengah situasi yang tidak darurat. Namun itu tidak berlaku dalam situasi darurat ketika nyawa banyak orang menjadi taruhan.
"Kita jangan mencekal sebuah penyelamatan anak manusia hanya karena persoalan khilafiah (perbedaan pendapat), mari kita ambil keputusan cepat dalam keadaan darurat," ujar dia.
Di masa pandemi, Nasaruddin mengatakan hukum alam (takwini) lebih didahulukan dari hukum syariat (tasyri'i). Sebagai contoh, Rasullullah menganjurkan orang-orang yang shalat berjamaah untuk merapatkan barisan, namun di tengah pandemi dokter meminta orang-orang untuk menjaga jarak demi mengurangi risiko penularan virus.
Dalam kasus ini, yang harus diikuti adalah pendapat dokter yang dibuat demi kebaikan bersama sebab menyelamatkan nyawa lebih baik dibandingkan mendapat pahala.
Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin secara lengkap tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit berbahaya. Akibatnya, anak mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, cacat hingga meninggal dunia.
Anak yang tidak dapat imunisasi lengkap juga jadi sumber penularan penyakit bagi orang lain. Akumulasi anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap mengakibatkan tidak terbentuknya kekebalan kelompok.
"Imunisasi anak-anak kecil jangan lagi dihalang oleh ayat, oleh hadits, karena lebih utama menyelamatkan nyawa dari yang lainnya," kata Nasaruddin dalam konferensi pers daring, Senin.
Menurut Wakil Menteri Agama periode 2011-2014, para dokter tak perlu ragu memberikan imunisasi karena mendengar ada orang-orang yang mengatakan bahwa imunisasi itu tidak boleh dilakukan bila ada kandungan yang tidak halal di dalamnya.
Prioritas pertama adalah menyelamatkan jiwa, tegas dia. Dalam kondisi darurat dimana tidak ada cara lain, vaksin yang kandungannya tidak halal juga boleh diberikan demi keselamatan banyak orang.
"Bagaimana kalau (vaksin) haram, ada babinya? Cari dulu kalau ada yang halal pakai yang halal, kalau tidak ada jalan saja terus sampai ditemukan vaksin yang halal," jelas dia.
Nasaruddin menuturkan, wacana kehalalan vaksin patut dikemukakan di tengah situasi yang tidak darurat. Namun itu tidak berlaku dalam situasi darurat ketika nyawa banyak orang menjadi taruhan.
"Kita jangan mencekal sebuah penyelamatan anak manusia hanya karena persoalan khilafiah (perbedaan pendapat), mari kita ambil keputusan cepat dalam keadaan darurat," ujar dia.
Di masa pandemi, Nasaruddin mengatakan hukum alam (takwini) lebih didahulukan dari hukum syariat (tasyri'i). Sebagai contoh, Rasullullah menganjurkan orang-orang yang shalat berjamaah untuk merapatkan barisan, namun di tengah pandemi dokter meminta orang-orang untuk menjaga jarak demi mengurangi risiko penularan virus.
Dalam kasus ini, yang harus diikuti adalah pendapat dokter yang dibuat demi kebaikan bersama sebab menyelamatkan nyawa lebih baik dibandingkan mendapat pahala.
Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin secara lengkap tidak memiliki kekebalan sempurna terhadap penyakit berbahaya. Akibatnya, anak mudah tertular penyakit, menderita sakit berat, cacat hingga meninggal dunia.
Anak yang tidak dapat imunisasi lengkap juga jadi sumber penularan penyakit bagi orang lain. Akumulasi anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap mengakibatkan tidak terbentuknya kekebalan kelompok.