Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Papua saat ini menyiapkan uang kartal sebesar Rp 5,29 triliun untuk memenuhi kebutuhan selama Natal dan Tahun Baru 2022.
Uang kartal yang disediakan itu dari berbagai jenis pecahan yang jumlahnya naik sekitar tiga persen dibanding periode yang sama tahun 2020 tercatat Rp 5,12 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Papua Naek Tigor Sinaga di Jayapura, Selasa mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Perbankan, kebutuhan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 diperkirakan sebesar Rp 4,4 triliun dengan permintaan kebutuhan uang pecahan besar (UPB) sebesar Rp 4,33 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) sebesar Rp 0,07 triliun.
Permintaan kebutuhan tersebut meningkat sebesar 5 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 sebesar Rp 4,19 triliun.
Kebutuhan tersebut juga telah memperhitungkan dengan adanya pembatasan PPKM level tiga yang mulai dilaksanakan tanggal 24 Desember 2021 hingga tanggal 2 Januari 2022.
KPwBI Papua juga melakukan koordinasi secara intensif dan berkala dengan perbankan di Jayapura dan perbankan di tujuh daerah yang menjadi kas titipan agar layanan kas kepada masyarakat dapat lebih mudah dan cepat dalam memperoleh uang tunai sesuai dengan jumlah, denominasi dan kondisi layak edar khususnya kebutuhan pada Natal dan Tahun Baru.
"Pemenuhan kebutuhan uang tunai, volume penarikan dan penyetoran bank ke Bank Indonesia tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan uang yang diedarkan (UYD),"kata Sinaga.
Ditambahkan, jumlah uang yang telah didistribusikan kepada perbankan di Papua sampai dengan November sebesar Rp 8,6 triliun atau meningkat sebesar 12 persen dari tahun 2020 yang hanya sebesar Rp 7,7 triliun.
Adapun penyebab peningkatan itu disebabkan Papua menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON dan Peparnas 2021.
Bank Indonesia juga menghimbau masyarakat agar tidak membelanjakan atau mentransaksikan kembali uang tidak layak edar (UTLE) dan menukarkannya atau menyetorkan UTLE tersebut ke perbankan terdekat.
BI mengingatkan warga selalu waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi dengan menggunakan uang serta selalu cermat dan teliti terhadap keaslian uang rupiah dengan cara dilihat, diraba dan diterawang (3D).
"Selain itu juga memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik melalui lima (5) JANGAN yakni jangan dicoret, diremas, distepler, dibasahi dan jangan dilipat serta menggunakan instrumen pembayaran non tunai (QRIS),"harap Naek Sinaga.
Uang kartal yang disediakan itu dari berbagai jenis pecahan yang jumlahnya naik sekitar tiga persen dibanding periode yang sama tahun 2020 tercatat Rp 5,12 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Papua Naek Tigor Sinaga di Jayapura, Selasa mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Perbankan, kebutuhan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 diperkirakan sebesar Rp 4,4 triliun dengan permintaan kebutuhan uang pecahan besar (UPB) sebesar Rp 4,33 triliun dan uang pecahan kecil (UPK) sebesar Rp 0,07 triliun.
Permintaan kebutuhan tersebut meningkat sebesar 5 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 sebesar Rp 4,19 triliun.
Kebutuhan tersebut juga telah memperhitungkan dengan adanya pembatasan PPKM level tiga yang mulai dilaksanakan tanggal 24 Desember 2021 hingga tanggal 2 Januari 2022.
KPwBI Papua juga melakukan koordinasi secara intensif dan berkala dengan perbankan di Jayapura dan perbankan di tujuh daerah yang menjadi kas titipan agar layanan kas kepada masyarakat dapat lebih mudah dan cepat dalam memperoleh uang tunai sesuai dengan jumlah, denominasi dan kondisi layak edar khususnya kebutuhan pada Natal dan Tahun Baru.
"Pemenuhan kebutuhan uang tunai, volume penarikan dan penyetoran bank ke Bank Indonesia tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan uang yang diedarkan (UYD),"kata Sinaga.
Ditambahkan, jumlah uang yang telah didistribusikan kepada perbankan di Papua sampai dengan November sebesar Rp 8,6 triliun atau meningkat sebesar 12 persen dari tahun 2020 yang hanya sebesar Rp 7,7 triliun.
Adapun penyebab peningkatan itu disebabkan Papua menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON dan Peparnas 2021.
Bank Indonesia juga menghimbau masyarakat agar tidak membelanjakan atau mentransaksikan kembali uang tidak layak edar (UTLE) dan menukarkannya atau menyetorkan UTLE tersebut ke perbankan terdekat.
BI mengingatkan warga selalu waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi dengan menggunakan uang serta selalu cermat dan teliti terhadap keaslian uang rupiah dengan cara dilihat, diraba dan diterawang (3D).
"Selain itu juga memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik melalui lima (5) JANGAN yakni jangan dicoret, diremas, distepler, dibasahi dan jangan dilipat serta menggunakan instrumen pembayaran non tunai (QRIS),"harap Naek Sinaga.