Nduga (ANTARA) - Kebersamaan Satgas TNI Yonif 114/SM dengan warga distrik Mbua Kabupaten Nduga begitu nampak di wilayah pegunungan  meski tanpa jaringan seluler dan listrik, jalan setapak, kabut dan hanya di rumah tradisional honai.

Gambaran Distrik Mbua mewakili Distrik lain di Nduga bagian utara seperti Distrik Dal, Yigi, Yal dan Mugi yang merupakan wilayah penugasan Prajurit TNI Satgas Yonif RK 114/SM dari Kodam Iskandar Muda Aceh sejak Juli 2021 dengan program honai to honai.

Pasiter Satgas RK 114/SM Letda Inf Rahman Nur Sembiring dengan membuat program diberi nama Honai to honai.

Mengunjungi honai masyarakat di setiap kampung dilaksanakan secara rutin dan terjadwal.

"Yang menjadi prioritas adalah honai yang terpisah dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat lainnya," kata Pasiter.

Tidak hanya berkunjung,lanjut Pasiter,  dalam kegiatan honai to honai yang paling utama adalah melaksanakan komunikasi sosial dan kegiatan sosial lainnya.

Seperti kegiatan  di honai mama (honai perempuan) Kampung Sinai. Personel Pos Mbua Satgas Yonif RK 114/SM membawa bahan makanan antara lain beras, mie instan, telur, gula, kopi dan makan ringan untuk dimasak bersama masyarakat  yang berada sekitar wilayah honai.

"Ini bertujuan agar komunikasi sosial dapat terbentuk dalam suasana kebersamaan," kata Letda Inf Rahman Nur Sembiring.

Pada kesempatan yang sama dilaksanakan pelayanan kesehatan dan pemberian bantuan sembako untuk masyarakat yang mendiami honai.

Pada saar itu juga  bergabung rombongan bapak-bapak dan anak anak dari honai Wace (honai laki-laki) yang letaknya tidak jauh dari lokasi honai mama. 

Ikut hadir salah satu tokoh yang dituakan  masyarakat Kampung Sinai yaitu Buah Duduk yang sering dijuluki Bapak Koteka.

“Terimakasih anak dari pos sudah datang bawa bahagia, hari-hari mama dan anak ini makan tumbut (ubi) saja, nasi kah… beras kah… boleh, mantri kasih obat boleh," ungkap Bapak Koteka dengan dialek khas Papua.

“Bapak boleh bicara ini mama-mama tidak takut, mama malu saja tidak bisa bicara banyak Indonesia, bicara Mbua boleh,"tambah bapak Koteka.

Suasana semakin akrab dengan canda dan keluarnya senyum tawa bersama karena mendengar mama-mama yang berusaha berbicara dalam bahasa Indonesia.

 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024