Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah menjelang rapat bank sentral Amerika Serikat, The Fed.
Rupiah sore ini ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.335 per dolar AS.
"Dolar AS menguat di tengah sentimen beberapa bank yang meningkatkan perkiraan untuk kecepatan dan ukuran dari pengetatan kebijakan dari The Fed," kata analis Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
The Fed diperkirakan akan memberi sinyal dimulainya kenaikan suku bunga pada Maret 2022, sementara berpotensi menunjukkan seberapa cepat mereka akan mengurangi kepemilikan obligasi dan surat utang hipotek yang telah membengkakkan neraca hingga melewati 8 triliun dolar AS.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan kenaikan pertama menjadi 0,25 persen pada Maret dan sisa tiga kenaikan lagi menjadi 1 persen pada akhir tahun.
Sementara itu, dari perkembangan ketegangan di Ukraina, pelaku pasar sampai saat ini sebagian besar mengabaikan pengerahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, namun ketegangan telah meningkat akhir-akhir ini.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) mengatakan bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa Timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, yang tindakan tersebut dikecam oleh Rusia sebagai peningkatan ketegangan.
Amerika Serikat juga sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan beberapa pasukan yang ditempatkan di Eropa barat ke Eropa timur dalam beberapa pekan mendatang dan Presiden AS Joe Biden memerintahkan para keluarga diplomat untuk meninggalkan Kyiv.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.350 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.348 per dolar AS hingga Rp14.364 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.358 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.
Rupiah sore ini ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.350 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.335 per dolar AS.
"Dolar AS menguat di tengah sentimen beberapa bank yang meningkatkan perkiraan untuk kecepatan dan ukuran dari pengetatan kebijakan dari The Fed," kata analis Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
The Fed diperkirakan akan memberi sinyal dimulainya kenaikan suku bunga pada Maret 2022, sementara berpotensi menunjukkan seberapa cepat mereka akan mengurangi kepemilikan obligasi dan surat utang hipotek yang telah membengkakkan neraca hingga melewati 8 triliun dolar AS.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan kenaikan pertama menjadi 0,25 persen pada Maret dan sisa tiga kenaikan lagi menjadi 1 persen pada akhir tahun.
Sementara itu, dari perkembangan ketegangan di Ukraina, pelaku pasar sampai saat ini sebagian besar mengabaikan pengerahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, namun ketegangan telah meningkat akhir-akhir ini.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) mengatakan bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa Timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, yang tindakan tersebut dikecam oleh Rusia sebagai peningkatan ketegangan.
Amerika Serikat juga sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan beberapa pasukan yang ditempatkan di Eropa barat ke Eropa timur dalam beberapa pekan mendatang dan Presiden AS Joe Biden memerintahkan para keluarga diplomat untuk meninggalkan Kyiv.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.350 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.348 per dolar AS hingga Rp14.364 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.358 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.327 per dolar AS.