Jayapura (ANTARA) - Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua menyesalkan terjadinya penyerangan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak berakibat delapan pekerja PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang tengah memperbaiki Tower B3 dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Rabu (2/3).
Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom dalam siaran pers, di Jayapura, Jumat, mengatakan masih banyak daerah terisolir di Bumi Cenderawasih yang membutuhkan sentuhan pembangunan dan tidak banyak orang yang mau bekerja di wilayah pelosok tersebut.
"Oleh sebab itu, sangat menyesalkan aksi tidak manusiawi yang justru membuat para pekerja yang tengah bekerja di kawasan terisolir, menjadi korban," kata Befa yang juga Bupati Lanny Jaya itu pula.
Menurut Befa, tindakan tersebut sangat tidak terpuji, karena menumpahkan darah orang-orang yang yang bekerja untuk membuka keterisolasian Papua namun dibunuh dengan kejam.
"Seharusnya (KKB) berhadapan dengan yang memiliki senjata juga seperti TNI-Polri, kenapa warga sipil pun dibantai," ujarnya lagi.
Dia menjelaskan di saat darah orang tidak berdosa ditumpahkan, itulah kutuk dinyatakan, jadi terkutuklah orang yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
Sebelumnya, delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas dibunuh KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3).
Para korban diserang ketika sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.
Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom dalam siaran pers, di Jayapura, Jumat, mengatakan masih banyak daerah terisolir di Bumi Cenderawasih yang membutuhkan sentuhan pembangunan dan tidak banyak orang yang mau bekerja di wilayah pelosok tersebut.
"Oleh sebab itu, sangat menyesalkan aksi tidak manusiawi yang justru membuat para pekerja yang tengah bekerja di kawasan terisolir, menjadi korban," kata Befa yang juga Bupati Lanny Jaya itu pula.
Menurut Befa, tindakan tersebut sangat tidak terpuji, karena menumpahkan darah orang-orang yang yang bekerja untuk membuka keterisolasian Papua namun dibunuh dengan kejam.
"Seharusnya (KKB) berhadapan dengan yang memiliki senjata juga seperti TNI-Polri, kenapa warga sipil pun dibantai," ujarnya lagi.
Dia menjelaskan di saat darah orang tidak berdosa ditumpahkan, itulah kutuk dinyatakan, jadi terkutuklah orang yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.
Sebelumnya, delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas dibunuh KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3).
Para korban diserang ketika sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.