Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua sedang menata goa mistis, air terjun, perkebunan markisa dan perkebunan kopi yang terdapat di Distrik Bpiri sebagai bagian dari pengembangan desa wisata dan desa digital pada tahun 2022.
Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jayawijaya Rabindra Patasik di Wamena, Sabtu, mengatakan sudah dilakukan survei potensi wisata yang terletak di Kampung Walakma tersebut.
"Diharapkan Desa Walakma menjadi percontohan untuk pengembangan desa digital dan desa wisata," kata Rabindra Patasik.
Pengembangan desa wisata dan desa digital ini, menurut dia, melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah seperti dinas komunikasi dan informatika serta dinas kebudayaan dan pariwisata.
"Kominfo sudah programkan untuk tingkatkan kapasitas jaringan internet di sana, dinas pariwisata mengintervensi dengan membuat pondok-pondok wisata dan dari dinas pekerjaan umum intervensi akses jalan," kata Rabindra.
Ia mengatakan potensi wisata yang nantinya dikembangkan dan dimanfaatkan secara digital dengan diterbitkan menggunakan sistem e-commerce itu mendapat dukungan dari dirjen sarana prasarana pada Kementerian Daerah Tertinggal.
Secara umum bukan hanya Desa Walakma yang didorong menjadi desa wisata dan desa digital sebab beberapa desa masih dalam tahap survei dan penilaian terkait potensi wisata yang ada.
"Selain Walakma, pengembangan desa wisata dan digital juga menyasar ke beberapa objek wisata di beberapa tempat seperti di Kurulu, Asotipo, Pisugi dan Usilimo," kata Rabindra.
Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jayawijaya Rabindra Patasik di Wamena, Sabtu, mengatakan sudah dilakukan survei potensi wisata yang terletak di Kampung Walakma tersebut.
"Diharapkan Desa Walakma menjadi percontohan untuk pengembangan desa digital dan desa wisata," kata Rabindra Patasik.
Pengembangan desa wisata dan desa digital ini, menurut dia, melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah seperti dinas komunikasi dan informatika serta dinas kebudayaan dan pariwisata.
"Kominfo sudah programkan untuk tingkatkan kapasitas jaringan internet di sana, dinas pariwisata mengintervensi dengan membuat pondok-pondok wisata dan dari dinas pekerjaan umum intervensi akses jalan," kata Rabindra.
Ia mengatakan potensi wisata yang nantinya dikembangkan dan dimanfaatkan secara digital dengan diterbitkan menggunakan sistem e-commerce itu mendapat dukungan dari dirjen sarana prasarana pada Kementerian Daerah Tertinggal.
Secara umum bukan hanya Desa Walakma yang didorong menjadi desa wisata dan desa digital sebab beberapa desa masih dalam tahap survei dan penilaian terkait potensi wisata yang ada.
"Selain Walakma, pengembangan desa wisata dan digital juga menyasar ke beberapa objek wisata di beberapa tempat seperti di Kurulu, Asotipo, Pisugi dan Usilimo," kata Rabindra.