Jakarta (ANTARA) -
Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan meluncurkan program "Inspirasi Ramadhan" dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1443 Hijriah.
 
Kepala BKN PDI Perjuangan Aria Bima dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin mengatakan program inspirasi Ramadhan tahun 2022 merupakan yang kedua kali diselenggarakan setelah sebelumnya pertama diadakan pada tahun 2021.
 
Program itu bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahkan dunia bahwa nilai budaya yang ada di Indonesia yang itu semua bernafaskan ideologi Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai ke-islaman dan juga ajaran para ulama-ulama di Indonesia.
 
"Kami ingin menunjukkan sekaligus kembali mengingatkan kepada masyarakat Indonesia yang terdiri dari semua kalangan, mulai dari kalangan milenial sampai generasi 'baby boomer' bahkan bahwa berbagai praktik kebudayaan, tradisi yang ada di berbagai daerah di Indonesia yang itu semua bernafaskan Pancasila, karena nilai kegotongroyongan dan kebangsaan itu tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam," ujar Aria Bima.
 
Acara ini juga diharapkan dapat mengakhiri berbagai polemik di masyarakat yang ingin mencoba membenturkan nilai Pancasila, beragam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia dengan nilai Islam dan ajaran para ulama di Indonesia.
 
"Justru, nilai-nilai Pancasila tersebut didukung oleh para ulama besar, ulama khos di seluruh daerah di Indonesia dalam menjalankan syiar nya, sehingga tercipta masyarakat Muslim Indonesia yang hidup harmoni di tengah perbedaan," lanjut Aria Bima.
 
Dalam program ini, BKN PDI Perjuangan akan menampilkan talkhsow singkat melalui kanal YouTube BKN PDI Perjuangan selama 30 hari saat menjelang waktu berbuka puasa dan saat waktu sahur.
 
Talkshow tersebut akan mengulas tentang nilai Islam serta khidmat para ulama besar di Indonesia yang sesuai dengan tradisi dan nilai budaya masyarakat Indonesia yang bernafaskan Pancasila.
 
Aria Bima menjelaskan, keseluruhan rangkaian acara "Inspirasi Ramadhan" total berjumlah 60 episode yang mengkombinasikan talkshow bernuansa diskusi akademik namun dikemas santai dengan diselingi pertunjukan musik daerah di setiap episode-nya.
 
Narasumber yang didatangkan pun beragam mulai dari ulama seperti Ketua PBNU Gus Yahya Cholil Staquf, Gus Muwafiq, Gus Yasin, Tuan Guru Badjang, Cak Nun, akademisi seperti Dr. Sukidi, Ust. Ahmad Baso, Ust. Zainul Milal Bizawie, hingga Dr. Ginandjar Ahmad, hingga habaib seperti Habib Hamid bin Ja'far Al-Qadri.
 
"Narasumber yang terdiri dari berbagai unsur dan tokoh ulama kita hadirkan untuk menjelaskan secara jernih setiap isu dan tema bahasan di setiap talkshow, kita ingin ada perwakilan dari setiap daerah dan kelompok, karena bangsa ini bangsa yang beragam jadi narasumber-nya pun harus beragam. Untuk host kita hadirkan mulai dari kader milenial hingga anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan," tutur Aria Bima.

Pewarta : Syaiful Hakim
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024