Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua membantu 50 pelaku usaha mikro kecil menegah (UMKM) di wilayah pinggiran pusat kota agar tetap bertahan atau tidak bangkrut.
Kabid Koperasi dan UMKM di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Jayawijaya, Suhada Idris di Wamena, Minggu, mengatakan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) itu diberikan kepada pengelola kios-kios kecil untuk dijual dengan harga murah layaknya di perkotaan.
"Tahun 2022 ini kami bantu UMKM untuk sembilan bahan pokok di semua distrik, ada 50 UMKM. Pendistribusian bantuan sementara berjalan," katanya.
Langkah itu, menurut dia, dimaksudkan agar warga di luar pusat kota, mudah mendapatkan kebutuhan sembako tanpa harus jauh-jauh berbelanja di kota.
"Ada beras, tepung, minyak goreng, garam, mie instan dan beberapa komoditi lain," kata Suhada.
Ia menjelaskan Pemkab Jayawijaya memberikan dukungan ini sebab masyarakat memiliki niat untuk wirausaha tetapi terkendala modal.
"Kami bantu itu kios yang sudah ada isi. Misalnya dua persen, kemudian kami tambah isi kasih penuh. Kami tidak pernah bantu dalam bentuk uang. Tahun ini juga, kami ada bantu sembako untuk 35 koperasi," katanya.
Sebagian besar masyarakat yang dibantu adalah penduduk asli Jayawijaya, sebab warga di wilayah pinggiran pusat kota belum homogen seperti di pusat ibu kota kabupaten.
Kabid Koperasi dan UMKM di Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Jayawijaya, Suhada Idris di Wamena, Minggu, mengatakan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) itu diberikan kepada pengelola kios-kios kecil untuk dijual dengan harga murah layaknya di perkotaan.
"Tahun 2022 ini kami bantu UMKM untuk sembilan bahan pokok di semua distrik, ada 50 UMKM. Pendistribusian bantuan sementara berjalan," katanya.
Langkah itu, menurut dia, dimaksudkan agar warga di luar pusat kota, mudah mendapatkan kebutuhan sembako tanpa harus jauh-jauh berbelanja di kota.
"Ada beras, tepung, minyak goreng, garam, mie instan dan beberapa komoditi lain," kata Suhada.
Ia menjelaskan Pemkab Jayawijaya memberikan dukungan ini sebab masyarakat memiliki niat untuk wirausaha tetapi terkendala modal.
"Kami bantu itu kios yang sudah ada isi. Misalnya dua persen, kemudian kami tambah isi kasih penuh. Kami tidak pernah bantu dalam bentuk uang. Tahun ini juga, kami ada bantu sembako untuk 35 koperasi," katanya.
Sebagian besar masyarakat yang dibantu adalah penduduk asli Jayawijaya, sebab warga di wilayah pinggiran pusat kota belum homogen seperti di pusat ibu kota kabupaten.