Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua bakal menggelar operasi pasar menjelang Ramadhan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan harga dan ketersediaan stok selain menjaga inflasi daerah agar tetap stabil di Bumi Cenderawasih.

Pelaksana Tugas Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Senin, mengatakan berdasarkan laporan ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti cabai rawit yang kini Rp80 ribu per kilo dari sebelumnya Rp50 ribu per kilo, kemudian bawang merah juga dari Rp80 ribu menjadi Rp120 ribu per kilo.

“Langkah-langkah ini penting dilakukan, sehingga kami bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) harus turun dan memantau langsung harga agar tidak ada pedagang atau distributor lakukan penimbunan,”katanya.

Menurut Suzana, pihaknya juga akan melakukan pertemuan dengan para distributor sehingga dapat mengetahui permasalahan adanya kenaikan harga sehingga bisa dicarikan solusi bersama.

“Dengan begitu kami bisa mencari solusi terkait kenaikan harga komoditas tersebut, misalnya seperti yang Pemprov lakukan beberapa waktu lalu mendatangkan cabai dari Kabupaten Waropen,” ujarnya.

Dia menjelaskan, cabai merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi sehingga memang harus dijaga harganya sehingga tidak mengalami kenaikan khususnya menjelang bulan Ramadhan.

“Mendagri meminta pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya dengan kerjasama antar daerah. Jadi daerah yang surplus bahan pangan bisa menopang daerah yang defisit,” katanya lagi.

Dia menambahkan pada Februari 2023 Inflasi Papua mencapai 5,05 persen. Angka tersebut membuat Papua berada di deretan lima besar provinsi inflasi terendah secara nasional.“Ini yang akan kami jaga jangan sampai inflasi kami tinggi kembali, sehingga melakukan operasi pasar dan melakukan pertemuan distributor merupakan salah satu langka konkrit Pemprov Papua bersama anggota TPID setempat,” ujarnya lagi.


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024