Jayapura (ANTARA) - DPP Taruna Merah Putih menyebutkan simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dilakukan oleh Papua Youth Model United Nation (PYMUN) dapat memberikan wawasan bagi generasi muda Papua dalam berdiplomasi.
"Sehingga kami memberikan apresiasi karena kegiatan ini dapat memberikan wawasan bagi anak-anak muda Papua bahwa berdiplomasi ini perlu teknik," Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Hendrar Prihadi di Jayapura, Kamis.
Menurut Hendrar, berdiplomasi sangat penting dan bisa dilakukan oleh siapa saja, jika ada kemauan dan memahami bagaimana aturan bangsa terhadap kebijakan negara lain di dunia.
"Maka kalau dicontohkan seperti itu anak-anak muda Papua akan mempunyai suatu wawasan dan terinspirasi dan kami yakin jika sudah terinspirasi niat menjadi diplomat ada pada mereka," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PYMUN, Mardiantika Watubun mengatakan dalam simulasi sidang PBB, pihaknya mengangkat empat topik yakni kesehatan terkait stunting, akses pendidikan, perubahan iklim dan kesetaraan gender.
"Empat topik ini dipilih karena kami menganggap memang relevan, bukan hanya secara nasional tetapi juga untuk Papua," katanya.
Dia berharap melalui kegiatan tersebut anak-anak muda Papua lebih paham terkait empat topik yang diusung, sehingga bisa berpartisipasi aktif dalam mengatasi permasalahan tersebut.
"Dalam kegiatan simulasi sidang PBB anak-anak muda Papua berperan sebagai diplomat yang mewakili negara-negara untuk berdiskusi terkait permasalahan yang dipilih," ujarnya.
Pelaksanaan sidang PBB diikuti sekitar 300 - 400 peserta, terutama dari tiga perguruan tinggi yakni Universitas Cenderawasih, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dan Universitas Yapis Jayapura.
"Sehingga kami memberikan apresiasi karena kegiatan ini dapat memberikan wawasan bagi anak-anak muda Papua bahwa berdiplomasi ini perlu teknik," Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Hendrar Prihadi di Jayapura, Kamis.
Menurut Hendrar, berdiplomasi sangat penting dan bisa dilakukan oleh siapa saja, jika ada kemauan dan memahami bagaimana aturan bangsa terhadap kebijakan negara lain di dunia.
"Maka kalau dicontohkan seperti itu anak-anak muda Papua akan mempunyai suatu wawasan dan terinspirasi dan kami yakin jika sudah terinspirasi niat menjadi diplomat ada pada mereka," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PYMUN, Mardiantika Watubun mengatakan dalam simulasi sidang PBB, pihaknya mengangkat empat topik yakni kesehatan terkait stunting, akses pendidikan, perubahan iklim dan kesetaraan gender.
"Empat topik ini dipilih karena kami menganggap memang relevan, bukan hanya secara nasional tetapi juga untuk Papua," katanya.
Dia berharap melalui kegiatan tersebut anak-anak muda Papua lebih paham terkait empat topik yang diusung, sehingga bisa berpartisipasi aktif dalam mengatasi permasalahan tersebut.
"Dalam kegiatan simulasi sidang PBB anak-anak muda Papua berperan sebagai diplomat yang mewakili negara-negara untuk berdiskusi terkait permasalahan yang dipilih," ujarnya.
Pelaksanaan sidang PBB diikuti sekitar 300 - 400 peserta, terutama dari tiga perguruan tinggi yakni Universitas Cenderawasih, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dan Universitas Yapis Jayapura.