Timika (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Jayapura, Papua, menggelar sosialisasi pengukuran metode geospasial untuk lahan pertanian bagi penyuluh.
Kepala Balai Karantina Pertanian Jayapura Muhlis Natsir dalam keterangannya di Timika, Jumat, mengatakan pihaknya menggelar sosialisasi pengukuran geospasial untuk lahan pertanian bagi para penyuluh BPP Muara Tami dan BPP Abepura di Kota Jayapura.
"Lahan pertanian merupakan tempat budidaya tanaman yang diperlakukan khusus untuk tercapainya tujuan yang dituangkan melalui kegiatan pengelolaan budidaya tanaman yang baik," katanya.
Menurut Muhlis, untuk itu diperlukan pengetahuan salah satunya melalui pengukuran geospasial untuk melakukan identifikasi yang akurat terhadap lahan pertanian.
"Kami berharap melalui sosialisasi ini semakin mempermudah petani sekaligus meningkatkan kualitas tanaman," ujarnya.
Dia menjelaskan implementasi pengukuran geospatial ini untuk lahan pertanian yang disertai dengan sosialisasi penggunaan alat GPS.
"Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu," katanya lagi.
Dia menambahkan melalui Informasi geospasial yang merupakan data yang sudah diolah dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
"Dalam kegiatan itu para peserta nampak sangat antusias dan berharap dapat memiliki alat GPS untuk menunjang pengukuran yang presisi," ujarnya lagi.*
Kepala Balai Karantina Pertanian Jayapura Muhlis Natsir dalam keterangannya di Timika, Jumat, mengatakan pihaknya menggelar sosialisasi pengukuran geospasial untuk lahan pertanian bagi para penyuluh BPP Muara Tami dan BPP Abepura di Kota Jayapura.
"Lahan pertanian merupakan tempat budidaya tanaman yang diperlakukan khusus untuk tercapainya tujuan yang dituangkan melalui kegiatan pengelolaan budidaya tanaman yang baik," katanya.
Menurut Muhlis, untuk itu diperlukan pengetahuan salah satunya melalui pengukuran geospasial untuk melakukan identifikasi yang akurat terhadap lahan pertanian.
"Kami berharap melalui sosialisasi ini semakin mempermudah petani sekaligus meningkatkan kualitas tanaman," ujarnya.
Dia menjelaskan implementasi pengukuran geospatial ini untuk lahan pertanian yang disertai dengan sosialisasi penggunaan alat GPS.
"Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu," katanya lagi.
Dia menambahkan melalui Informasi geospasial yang merupakan data yang sudah diolah dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
"Dalam kegiatan itu para peserta nampak sangat antusias dan berharap dapat memiliki alat GPS untuk menunjang pengukuran yang presisi," ujarnya lagi.*