Jayapura (ANTARA) - RSUD Jayapura saat ini sudah memiliki peralatan pendeteksi kanker paru versi terbaru setelah dioperasikannya Endo Bronchial Sonography (EBUS)
Direktur RSUD Jayapura drg Aloysius Giyai M.Kes didampingi Stak Medik Fungsional Paru (SMF) dr Victor Paulus Manuhutu kepada Antara di Jayaapura, Rabu mengatakan dengan dimilikinya EBUS maka RSUD Jayapura menjadi satu dari empat rumah sakit yang sudah memiliki peralatan pendeteksi kanker paru.
Tiga rumah sakit lainnya yang sudah memiliki peralatan tersebut adalah RS Adam Malik, RS Dharmais dan RS Persahabatan.
Lebih lanjut Aloysius Giyai mengatakan mesin EBUS itu dibeli dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) 2023 sebesar Rp5,8 miliar.
Sebelumnya sejak tahun 2016, RSUD Jayapura telah memiliki alat bronkoskopi (alat endoskopi) dengan kamera fiber optik khusus untuk saluran napas) yang berfungsi untuk biopsi tumor paru dalam saluran napas.
Namun menurut dr Victor, alat tersebut masih mempunyai keterbatasan, karena belum dapat menjangkau tumor paru yang letaknya jauh dari saluran napas besar, yakni ukuran saluran napas paling besar di bawah pita suara atau trakea sebesar 1.8 cm.
"Semakin jauh saluran napas, ukuran diameternya semakin kecil dan ukuran diameter alat bronkoskopi sekitar 0.5 cm sehingga terbatas serta tidak bisa melihat tumor pada saluran napas yang diameternya lebih kecil dari diameter alat tersebut," ujarnya.
Sedangkan dengan menggunakan EBUS maka alat tersebut bisa menjangkau tumor paru di saluran napas yang kecil atau jauh dari saluran napas besar, jelas Victor Manuhutu.
Ia lebih lanjut mengatakan alat baru yang dimiliki RSUD Jayapura juga dapat melakukan biopsi kelenjar getah bening saluran napas
"Dengan dimilikinya berbagai peralatan penunjang diharapkan dapat menekan angka rujukan untuk diagnosis kanker paru dari Papua, " tambahnya.
Direktur RSUD Jayapura drg Aloysius Giyai M.Kes didampingi Stak Medik Fungsional Paru (SMF) dr Victor Paulus Manuhutu kepada Antara di Jayaapura, Rabu mengatakan dengan dimilikinya EBUS maka RSUD Jayapura menjadi satu dari empat rumah sakit yang sudah memiliki peralatan pendeteksi kanker paru.
Tiga rumah sakit lainnya yang sudah memiliki peralatan tersebut adalah RS Adam Malik, RS Dharmais dan RS Persahabatan.
Lebih lanjut Aloysius Giyai mengatakan mesin EBUS itu dibeli dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) 2023 sebesar Rp5,8 miliar.
Sebelumnya sejak tahun 2016, RSUD Jayapura telah memiliki alat bronkoskopi (alat endoskopi) dengan kamera fiber optik khusus untuk saluran napas) yang berfungsi untuk biopsi tumor paru dalam saluran napas.
Namun menurut dr Victor, alat tersebut masih mempunyai keterbatasan, karena belum dapat menjangkau tumor paru yang letaknya jauh dari saluran napas besar, yakni ukuran saluran napas paling besar di bawah pita suara atau trakea sebesar 1.8 cm.
"Semakin jauh saluran napas, ukuran diameternya semakin kecil dan ukuran diameter alat bronkoskopi sekitar 0.5 cm sehingga terbatas serta tidak bisa melihat tumor pada saluran napas yang diameternya lebih kecil dari diameter alat tersebut," ujarnya.
Sedangkan dengan menggunakan EBUS maka alat tersebut bisa menjangkau tumor paru di saluran napas yang kecil atau jauh dari saluran napas besar, jelas Victor Manuhutu.
Ia lebih lanjut mengatakan alat baru yang dimiliki RSUD Jayapura juga dapat melakukan biopsi kelenjar getah bening saluran napas
"Dengan dimilikinya berbagai peralatan penunjang diharapkan dapat menekan angka rujukan untuk diagnosis kanker paru dari Papua, " tambahnya.