Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, memberikan dukungan kepada kurang lebih 5.800 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di 19 distrik daerah setempat.
Dukungan yang diberikan berupa sosialisasi yang telah beberapa kali digelar termasuk penguatan pelatihan mebel untuk memperkuat usaha kecil masyarakat yang sedang dirintis.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura Hariyanto di Sentani, Senin mengatakan sosialisasi dan pembinaan terus diberikan untuk meningkatkan kemampuan mengelola usaha.
“Jumlah UMKM yang terdapat hingga saat ini kurang lebih 5.800 dan yang paling banyak di wilayah pembangunan satu yakni Sentani,” katanya.
Menurutnya, jenis UMKM non-formal paling banyak di daerah ini sehingga membutuhkan perhatian serius pemerintah.
“Pelaku usaha seperti penjual pinang, sayur, mereka ini hanya mencari uang untuk hari ini saja dan besok lakukan hal sama,” ujarnya.
Dia menjelaskan dengan kondisi ini maka perhatian terus diberikan dengan pembagian lapak jualan piang, sayur bagi pelaku usaha.
“Dana kami pun untuk UMKM khusus bagi orang asli Papua (OAP) tahun ini kurang lebih Rp3 miliar, harus dibagi ke 139 kampung, lima kelurahan dan 19 distrik daerah ini,” katanya.
Dia menambahkan dengan alokasi tersebut bersumber dari dana otonomi khusus (Otsus) untuk meningkatkan kemampuan usaha bagi OAP (orang asli papua).
“Dengan anggaran terbatas tetapi kami berusaha untuk perhatian itu dapat sampai ke seluruh masyarakat pelaku usaha sehingga kehadiran pemerintah dapat dirasakan,” ujarnya.
Dukungan yang diberikan berupa sosialisasi yang telah beberapa kali digelar termasuk penguatan pelatihan mebel untuk memperkuat usaha kecil masyarakat yang sedang dirintis.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura Hariyanto di Sentani, Senin mengatakan sosialisasi dan pembinaan terus diberikan untuk meningkatkan kemampuan mengelola usaha.
“Jumlah UMKM yang terdapat hingga saat ini kurang lebih 5.800 dan yang paling banyak di wilayah pembangunan satu yakni Sentani,” katanya.
Menurutnya, jenis UMKM non-formal paling banyak di daerah ini sehingga membutuhkan perhatian serius pemerintah.
“Pelaku usaha seperti penjual pinang, sayur, mereka ini hanya mencari uang untuk hari ini saja dan besok lakukan hal sama,” ujarnya.
Dia menjelaskan dengan kondisi ini maka perhatian terus diberikan dengan pembagian lapak jualan piang, sayur bagi pelaku usaha.
“Dana kami pun untuk UMKM khusus bagi orang asli Papua (OAP) tahun ini kurang lebih Rp3 miliar, harus dibagi ke 139 kampung, lima kelurahan dan 19 distrik daerah ini,” katanya.
Dia menambahkan dengan alokasi tersebut bersumber dari dana otonomi khusus (Otsus) untuk meningkatkan kemampuan usaha bagi OAP (orang asli papua).
“Dengan anggaran terbatas tetapi kami berusaha untuk perhatian itu dapat sampai ke seluruh masyarakat pelaku usaha sehingga kehadiran pemerintah dapat dirasakan,” ujarnya.