Biak (ANTARA) - Kelompok kerja (Pokja) Tim Penggerak PKK Kabupaten Biak Numfor, Papua, meningkatkan edukasi orang tua di berbagai kampung agar memperhatikan kebutuhan asupan gizi anak untuk mencegah stunting.
"Peran orang tua di kampung mencegah stunting sangat besar, sehingga perlu diberikan informasi tentang pemenuhan asupan gizi anak dari bahan lokal setempat," kata Ketua TP PKK Biak Numfor Ruth Naomi Naap Rumkabu di Biak, Minggu.
Ia mengatakan bahan alami di kampung seperti ikan, sagu, telur ayam keladi, dan sayuran, merupakan sumber utama asupan gizi anak.
Hanya saja pada keluarga tertentu di kampung, menurut Ruth, masih belum memiliki pengetahuan dan informasi tentang pemenuhan asupan gizi anak balita.
Melalui Pokja TP PKK Biak, lanjutnya, pada 2024 ini terus digencarkan edukasi ke orang tua tentang pemenuhan kebutuhan asupan gizi anak guna mencegah stunting.
Pada tahun 2024 jajaran TP PKK Biak Numfor, kata Ruth, akan berkolaborasi dengan program pemerintah daerah (pemda) untuk bersama-sama mengurangi kasus stunting anak.
Ia mengatakan TP PKK Biak ingin memperhatikan lima pilar penanganan stunting anak, antara lain komitmen berkelanjutan dari para pemimpin, peningkatan literasi masyarakat, dan konvergensi, serta keterpaduan lintas sektor, pemenuhan gizi yang tepat, dan penguatan sistem pemantauan dan evaluasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis daerah.
"Pokja TP PKK Biak akan mengawal program pemerintah guna mewujudkan Biak bebas nol stunting pada 2024," ujar Ruth Rumkabu.
Pada tahun 2024 Pemkab Biak Numfor mencanangkan jumlah nol kasus stunting. Sementara pada 2023 angka stunting mencapai 6,30 persen atau sekitar 300-an anak stunting.
"Peran orang tua di kampung mencegah stunting sangat besar, sehingga perlu diberikan informasi tentang pemenuhan asupan gizi anak dari bahan lokal setempat," kata Ketua TP PKK Biak Numfor Ruth Naomi Naap Rumkabu di Biak, Minggu.
Ia mengatakan bahan alami di kampung seperti ikan, sagu, telur ayam keladi, dan sayuran, merupakan sumber utama asupan gizi anak.
Hanya saja pada keluarga tertentu di kampung, menurut Ruth, masih belum memiliki pengetahuan dan informasi tentang pemenuhan asupan gizi anak balita.
Melalui Pokja TP PKK Biak, lanjutnya, pada 2024 ini terus digencarkan edukasi ke orang tua tentang pemenuhan kebutuhan asupan gizi anak guna mencegah stunting.
Pada tahun 2024 jajaran TP PKK Biak Numfor, kata Ruth, akan berkolaborasi dengan program pemerintah daerah (pemda) untuk bersama-sama mengurangi kasus stunting anak.
Ia mengatakan TP PKK Biak ingin memperhatikan lima pilar penanganan stunting anak, antara lain komitmen berkelanjutan dari para pemimpin, peningkatan literasi masyarakat, dan konvergensi, serta keterpaduan lintas sektor, pemenuhan gizi yang tepat, dan penguatan sistem pemantauan dan evaluasi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis daerah.
"Pokja TP PKK Biak akan mengawal program pemerintah guna mewujudkan Biak bebas nol stunting pada 2024," ujar Ruth Rumkabu.
Pada tahun 2024 Pemkab Biak Numfor mencanangkan jumlah nol kasus stunting. Sementara pada 2023 angka stunting mencapai 6,30 persen atau sekitar 300-an anak stunting.