Jayapura (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat meningkatkan pemantauan harga bahan pokok di pasar tradisional, hal ini dilakukan mencegah terjadinya kenaikan harga menjelang bulan puasa pada Maret.
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Baji di Jayapura, Minggu, mengatakan selain itu juga dilakukan guna memastikan kestabilan harga bahan pokok maupun komoditi pertanian yang sering menjadi penyumbang inflasi.
"Hingga kini untuk harga komoditi pertanian masih stabil, namun sering kali harga cabai mengalami kenaikan harga dikarenakan stok terbatas," katanya.
Menurut Baji, untuk itu pihaknya berharap agar masyarakat tetap berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berbelanja secara berlebihan.
"Sedangkan untuk harga beras premium mengalami kenaikan sejak Desember 2023 lalu," ujarnya.
Dia menjelaskan berdasarkan data dari pasar tradisional Hamadi per Minggu (25/2) untuk Beras 99 dari harga Rp14 ribu/ kilo gram menjadi Rp18.000/kg kemudian Beras betet harga Rp 15.000/kg menjadi 17.000/kg, lalu beras uduk Rp 16.000, beras bonex Rp 16.000/kg.
"Untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga dan kecurangan antar pedagang-pedagang yang nakal kami terus memperkuat pengawasan, agar stok tetap stabil," katanya.
Sementara itu, Plt Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Papua Suzana Wanggai mengatakan selain itu juga pihaknya mengajak masyarakat setempat untuk bersama menjaga stabilitas harga sehingga inflasi di Bumi Cenderawasih tetap stabil.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat inflasi Provinsi Papua pada Januari 2024 mencapai 1,52 persen sehingga diharapkan semua menjaga stabilitas harga," katanya.