Sentani (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Jayapura memprioritaskan pasangan yang akan melangsungkan pernikahan wajib menanam pohon sagu untuk menjaga lingkungan serta mempertahankan keberlangsungan pangan lokal.
Penanam pohon sagu dilakukan oleh anggota Polres Jayapura yang akan melangsungkan pernikahan dinas melalui Sidang Badan Pembantu Penasehat Perkawinan Perceraian dan Rujuk (BP4R) di dusun sagu Kampung Putali pada Sabtu (23/3) 2024.
Kepala Kepolisian Resor Jayapura AKBP Fredrickus WA Maclarimboen di Sentani, Sabtu mengatakan program penanam pohon sagu atau berbagai pohon lainnya sudah wajib bagi anggotanya yang ingin mengikuti sidang BP4R.
“Penanaman sagu yang dilaksanakan di Kampung Putali ini sudah ketiga kalinya digelar dalam dua tahun sejak 2023-2024 di lokasi yang berbeda di Kabupaten Jayapura,” katanya.
Menurut kapolres, sagu bagi masyarakat Papua khususnya suku Sentani, Kabupaten Jayapura sangat penting sekali karena sebagai sumber pangan utama mereka sejak dahulu kala.
“Kita tahu dusun atau hutan sagu di beberapa lokasi di Kabupaten Jayapura sudah dialihfungsikan menjadi perumahan sehingga keberlangsungan pangan lokal bagi masyarakat Sentani menjadi terancam,” ujarnya.
Dia menjelaskan melihat fenomena ini maka pihaknya telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk melestarikan lingkungan serta menjaga keberlangsungan pohon sagu dengan menanam kembali.
“Kami harapkan polisi tidak hanya bertugas mengenai masalah keamanan dan ketertiban saja, tetapi harus ikut serta dalam menjaga dan melindungi sumber pangan pokok bagi masyarakat Papua khususnya suku Sentani,” katanya.
Dia menambahkan selain penanaman pohon sagu, pihaknya juga dalam agenda atau kalender kepolisian pasti melakukan aksi menjaga lingkungan seperti penanaman berbagai macam pohon di kawasan Cagar Alam Pegunungan (CAP) Cycloop.
“Polri itu tidak hanya mengurus masalah hukum tetapi kegiatan sosial maupun lingkungan pun harus dilaksanakan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan polisi sehingga tidak ada ‘jurang’ pemisah yang membuat mereka menjadi riskan terhadap kami,” ujarnya