Jayapura (ANTARA) -
“Lapangan pekerjaan ini belum disiapkan secara baik sehingga butuh dukungan dari semua pihak untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada para tamatan SLB,” katanya.
Pihaknya juga menyayangkan masih adanya stigma negatif terhadap anak-anak berkebutuhan khusus padahal anak-anak SLB memiliki ketrampilan fisik yang luar biasa.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pendidikan setempat menyebutkan pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan atau stakeholder untuk meningkatkan akses dan kualitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Papua Launrens Wantik di Jayapura, Jumat, mengatakan hal pertama yang butuh perhatian Pemerintah seperti penyediaan alat praktik.
“SLB ini kan sebenarnya mirip dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jadi lebih banyak praktik dari pada akademik," katanya.
Menurutnya butuh perhatian Pemerintah dalam hal memberikan perlengkapan alat praktik atau alat bantu dan hal lainnya,.
"Praktik ini penting dilakukan guna meningkatkan kemampuan para anak-anak SLB," ujarnya.
Dia menjelaskan Pemerintah sifatnya memfasilitasi namun juga harus menyiapkan lapangan kerja bagi tamatan SLB sehingga upaya keahlian yang dimiliki bisa lebih meningkat.
“Lapangan pekerjaan ini belum disiapkan secara baik sehingga butuh dukungan dari semua pihak untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada para tamatan SLB,” katanya.
“Anak-anak itu punya ketrampilan dalam bidang pertukangan, dalam komunikasi juga sangat cerdas dan lainnya dan bisa berkontribusi positif dalam dunia kerja, jangan karena fisiknya dalam kondisi tertentu dianggap semuanya tidak produktif,” ujarnya.