Sentani (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Jayapura memberikan apresiasi terhadap gerakan baca tulis (Gabus) yang dipopulerkan Polres Jayapura sebagai sarana memberantas buta aksara di daerah setempat.

Program Gabus Polres Jayapura menyasar mama-mama dan anak-anak asli Papua yang tidak punya kesempatan mengenyam pendidikan untuk memperoleh pendidikan dasar gratis khususnya membaca dan menulis.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Ted Y Mokay di Sentani, Sabtu mengatakan apa yang dilakukan Polres Jayapura sangat membantu pemerintah daerah dalam memberantas buta aksara di Kabupaten Jayapura.

"Kami akui pendidikan formal tidak cukup untuk dapat memberantas buta aksara di Kabupaten Jayapura, sehingga program Gabus Polres Jayapura sangat luar dalam memberikan pendidikan dasar khususnya baca, tulis dan berhitung," katanya.

Menurut Mokay, jumlah buta aksara awalnya 4.538 orang, dan data terbaru saat ini jumlahnya telah menurun menjadi 4.014 orang.

"Kami tidak ingin mengklaim bahwa ini semua adalah kerja keras dari pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikan, tetapi merupakan dukungan semua pihak yang peduli tentang literasi, pendidikan di daerah ini termasuk program Gabus," ujarnya.

Dia menjelaskan masyarakat yang sudah bisa membaca dan menulis nantinya akan diberikan surat keterangan melek aksara (Sukma) oleh dinas pendidikan.

"Peserta didik program Gabus, kalau sudah bisa membaca dan menulis, maka mereka akan melaporkan kepada kami (dinas pendidikan) untuk memperoleh Sukma," katanya.

Dia menambahkan saat ini di Kabupaten Jayapura terdapat 212 Pendidikan Anak Asia Dini (PAUD) dan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) yang tersebar di 139 kampung dan lima kelurahan.

"Berdirinya PKBM ini sebagai upaya memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis di kampung-kampung daerah ini," ujarnya.

 

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024