Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Papua meminta generasi muda di daerah ini menjaga kelestarian bahasa lokal (bahasa ibu) Port Numbay karena saat ini terancam punah.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura Grace Linda Yoku di Jayapura, Selasa, mengatakan bahasa dan sastra Port Numbay yang ada di kampung terancam punah karena banyak penutur asli dan masif yang meninggal dunia.
"Sehingga saat ini masyarakat di kampung lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu," katanya.
Dia menyebut ada enam hingga tujuh bahasa lokal Port Numbay yang saat ini terancam punah.
Oleh karena itu, pihaknya berharap, generasi muda setempat dapat melestarikan bahasa ibu di masing-masing kampung.
"Karena bahasa daerah merupakan identitas dan warisan leluhur yang tidak bisa tergantikan," ujarnya.
Pihaknya terus berupaya untuk melestarikan bahasa ibu dengan instansi terkait, seperti melaksanakan lomba bahasa ibu tingkat SD dan SMP.
"Kami juga sudah membuat kamus bahasa daerah seperti Bahasa Kampung Skouw sehingga diharapkan generasi muda dapat membacanya," katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura Abdul Majid mengatakan pihaknya bertugas untuk melaksanakan pengembangan, pembinaan, perlindungan bahasa dan sastra daerah setempat.
"Itu artinya kami bertanggung jawab untuk menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan sikap positif masyarakat Kota Jayapura terhadap bahasa dan sastra," katanya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura Grace Linda Yoku di Jayapura, Selasa, mengatakan bahasa dan sastra Port Numbay yang ada di kampung terancam punah karena banyak penutur asli dan masif yang meninggal dunia.
"Sehingga saat ini masyarakat di kampung lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu," katanya.
Dia menyebut ada enam hingga tujuh bahasa lokal Port Numbay yang saat ini terancam punah.
Oleh karena itu, pihaknya berharap, generasi muda setempat dapat melestarikan bahasa ibu di masing-masing kampung.
"Karena bahasa daerah merupakan identitas dan warisan leluhur yang tidak bisa tergantikan," ujarnya.
Pihaknya terus berupaya untuk melestarikan bahasa ibu dengan instansi terkait, seperti melaksanakan lomba bahasa ibu tingkat SD dan SMP.
"Kami juga sudah membuat kamus bahasa daerah seperti Bahasa Kampung Skouw sehingga diharapkan generasi muda dapat membacanya," katanya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura Abdul Majid mengatakan pihaknya bertugas untuk melaksanakan pengembangan, pembinaan, perlindungan bahasa dan sastra daerah setempat.
"Itu artinya kami bertanggung jawab untuk menumbuhkan, memelihara dan meningkatkan sikap positif masyarakat Kota Jayapura terhadap bahasa dan sastra," katanya.