Sentani (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura menyosialisasikan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 kepada siswa-siswa sekolah menegah atas/sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) di daerah setempat.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jayapura Efra J Tunya di Sentani, Kamis, mengatakan jumlah pemilih pemula di Kabupaten Jayapura kurang lebih sekitar 50-60 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) 131.936 orang.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya telah menyambangi sejumlah SMA/SMK untuk memberikan pendidikan politik kepada siswa-siswa yang masuk dalam daftar pemilih pemula.
“Kami dari KPU memberikan pendidikan politik yang baik bagi adik-adik SMA/SMK sehingga mereka mempunyai pandangan tentang perpolitikan di Indonesia khususnya Kabupaten Jayapura (Papua),” katanya.
Menurut Efra, pemilih pemula rata-rata mereka yang pada saat pencoblosan telah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun.
“Pemilih pemula, kalau dilihat dari usianya mereka saat ini berada di bangku sekolah menengah atas atau kejuruan (SMA/SMK), sehingga wajib memberikan pendidikan politik positif,” ujarnya.
Dia menjelaskan dalam pendidikan politik kepada pemilih pemula pihaknya lebih memfokuskan menghindari politik identitas, politik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) serta politik uang.
“Kita memberikan pandangan bahwa mereka menentukan pilihan sesuai hati nurani serta melihat program dan visi misi pasangan calon kepala daerah selama lima tahun ke depan,” katanya.
Dia mengatakan pemilih pemula harus diberikan pondasi kuat dalam tatanan perpolitikan di Indonesia, sehingga mereka mempunyai kepercayaan serta mental baja dalam menangkal setiap godaan dalam politik negatif.
“Kita harus mampu melahirkan generasi sehat dengan segala pola pikir yang baik dalam melihat politik di Indonesia, sehingga bangsa ini terus maju dan berkembang,” ujarnya.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jayapura Efra J Tunya di Sentani, Kamis, mengatakan jumlah pemilih pemula di Kabupaten Jayapura kurang lebih sekitar 50-60 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) 131.936 orang.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya telah menyambangi sejumlah SMA/SMK untuk memberikan pendidikan politik kepada siswa-siswa yang masuk dalam daftar pemilih pemula.
“Kami dari KPU memberikan pendidikan politik yang baik bagi adik-adik SMA/SMK sehingga mereka mempunyai pandangan tentang perpolitikan di Indonesia khususnya Kabupaten Jayapura (Papua),” katanya.
Menurut Efra, pemilih pemula rata-rata mereka yang pada saat pencoblosan telah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun.
“Pemilih pemula, kalau dilihat dari usianya mereka saat ini berada di bangku sekolah menengah atas atau kejuruan (SMA/SMK), sehingga wajib memberikan pendidikan politik positif,” ujarnya.
Dia menjelaskan dalam pendidikan politik kepada pemilih pemula pihaknya lebih memfokuskan menghindari politik identitas, politik suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) serta politik uang.
“Kita memberikan pandangan bahwa mereka menentukan pilihan sesuai hati nurani serta melihat program dan visi misi pasangan calon kepala daerah selama lima tahun ke depan,” katanya.
Dia mengatakan pemilih pemula harus diberikan pondasi kuat dalam tatanan perpolitikan di Indonesia, sehingga mereka mempunyai kepercayaan serta mental baja dalam menangkal setiap godaan dalam politik negatif.
“Kita harus mampu melahirkan generasi sehat dengan segala pola pikir yang baik dalam melihat politik di Indonesia, sehingga bangsa ini terus maju dan berkembang,” ujarnya.