Jayapura (ANTARA) - Gubernur Papua Mathius D. Fakhiri menilai Provinsi Papua memiliki peluang besar untuk mencapai swasembada beras apabila pengembangan sektor pertanian dilakukan secara terencana, merata, dan melibatkan masyarakat lokal.
“Seperti diketahui kondisi geografis Provinsi Papua hampir sebagian besar bisa ditanami padi sehingga sangat berpeluang Bumi Cenderawasih jadi swasembada beras,” kata Fakhiri di Jayapura, Senin (15/12).
Ia menjelaskan, secara nasional pemerintah menargetkan pengembangan lahan pertanian yang membutuhkan sekitar lima ribu hingga 20 ribu hektare lahan produksi.
Menurutnya, dengan luasan maksimal tersebut, Papua dinilai sudah mampu memenuhi kebutuhan beras secara mandiri.
“Sehingga dengan 20 ribu hektare saja, Papua sudah bisa swasembada beras. Ini menjadi tantangan sekaligus tanggung jawab besar bagi pemerintah daerah, khususnya para bupati dan wali kota,” ujarnya.
Fakhiri menegaskan, pengembangan sektor pertanian tidak boleh terpusat di satu wilayah saja, melainkan harus dilakukan secara merata hingga ke kampung-kampung agar manfaat pembangunan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Pada Sabtu (13/12) kami bersama Pemkab Sarmi melakukan melakukan penanaman perdana padi di Kampung Tetom Jaya, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi luas lahan mencapai 640 hektare,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada beras di Tanah Papua.
“Selain itu saya sangat mendorong diversifikasi komoditas pertanian dan perikanan, seperti kopi, kelapa, udang, ikan, serta komoditas perkebunan bernilai ekonomi tinggi lainnya guna memperkuat perekonomian lokal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fakhiri menekankan pentingnya hilirisasi sektor pertanian melalui pembangunan pabrik penggilingan padi serta industri pengolahan hasil pertanian di daerah penghasil komoditas pertanian.
Menurutnya, langkah tersebut akan memberikan nilai tambah bagi produk lokal, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pabrik-pabrik harus dibangun di kabupaten penghasil sehingga memberi manfaat langsung bagi masyarakat. Jika masyarakat sejahtera, kabupaten dan kota tumbuh, maka provinsi juga akan menjadi kuat,” katanya.
Produksi beras lokal Provinsi Papua saat ini baru mampu menutupi sekitar 63 persen dari total kebutuhan beras di provinsi tersebut. Sisanya yang 37 persen masih harus didatangkan dari luar Provinsi Papua.
Tantangan utama yang perlu diantisipasi pemerintahan setempat antara lain infrastruktur irigasi yang masih perlu perbaikan, alih fungsi lahan, kurangnya regenerasi petani, perubahan iklim, dan memastikan program pengembangan pertanian melibatkan masyarakat lokal secara merata hingga ke kampung-kampung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: Provinsi Papua berpeluang capai swasembada beras