Jayapura (Antara Papua) - Manajemen Balai Sungai Wilayah Papua mengagendakan pembangunan dua waduk di Kabupaten Merauke untuk mengatasi masalah pengairan lahan pertanian di daerah tersebut saat musim kemarau.
"Kami mendesain waduk di Rawa Burung dan Rawan Krimnati, sehingga diharap pada kemarau ada air dari sana," katar Kepala Wilayah Balai Sungai Papua Happy Mulya di Jayapura.
Dikemukakannya, pada tahun ini, Balai Sungai Wilayah Papua menganggarkan dana untuk perencanaannya, dan pihak-pihak yang terkait didalamnya telah dikomunikasikan agar mereka turut mendukung program tersebut.
"Tahun ini masih dalam perencanaan, sudah ada komunikasi dengan Pemda. Mudah-mudahan Pemda mendukung, dan ada juga mendukung, terutama kaitannya dengan pelepasan hak ulayat," kata Mulya.
Dijelaskannya, sebagian besar areal persawahan di Merauke bertipe tadah hujan sehingga saat musim kemarau petani sulit mendapatkan air. Waduk dianggap solusi tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kalau sudah ada waduk masalah keringan bisa teratasi karena waduk tersebut akan mengambil air juga dari berbagai sungai yang ada, selain juga akan menampung air hujan," ucapnya.
Mulya pun memprediksi, bila semua proses berjalan lancar maka dalam waktu dua tahun satu waduk sudah bisa terbangun. Dan sebelum itu ia berharap pola tanam petani bisa diubah sambil menunggu pembangunan waduk rampung.
"Biasa petani tanam padi yang membutuhkan air, harusnya di ubah pola tanamnya menjadi palawija saat kemarau, karena dengan kondisi saat ini air sangat sulit," ujarnya.
"Lima tahun paling cepat waduk bisa selesai, kalau hanya satu waduk 2-3 tahun bisa selesai," sambung Mulya.
Ditegaskan Mulya, rencana pembangunan waduk tersebut juga untuk mengakomodir keinginan Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Kabupaten Merauke sebagai lumbung pangan bagi kawasan Papua.
"Tentu kami dari PU mencari air yang bisa tersedia untuk menunjang keinginan Presiden," ucapnya. (*)