Jakarta (ANTARA) - Komisi I DPR RI mendesak Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk melakukan audit alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI terkait jatuhnya pesawat latih tempur Hawk 100/200 di Kabupaten Kampar, Riau pada Senin pagi.
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya, di Jakarta, Senin, mengatakan, audit terhadap alutsista TNI penting dilakukan sebagai bagian dari penguatan sistem pertahanan nasional. Terlebih, beberapa hari sebelumnya Helikopter angkut MI-17 milik TNI AD jatuh di Kendal, Jawa Tengah.
"Hawk 100/200 ini kan sebenarnya di desain sebagai pesawat latihan tempur ringan. Kecelakaan pertama percobaan Hawk 200 tahun 1986 terjadi karena black out dan disorientasi. Memang sudah banyak pengembangannya hingga tahun 2002. Sebagai pengguna perlu memeriksa semua alutsista yang dipakai," jelasnya.
Politisi Partai NasDem ini menekankan dalam kerangka pembangunan sistem pertahanan yang komprehensif, Kementerian Pertahanan perlu mengkaji kembali setiap peralatan sistem pertahanan yang digunakan Indonesia.
Persenjataan yang Indonesia miliki perlu disesuaikan kembali dengan pembacaan situasi perkembangan terkini ancaman pertahanan.
"Audit sistem pertahanan ini mendesak dilakukan karena tentu perkembangan ancaman pertahanan terus berubah. Peralatan dan perlengkapan yang dipakai TNI itu harus menyesuaikan dengan situasi kekinian, termasuk pesawat yang dipakai. Kejadian berturut-turut ini harus mendapat perhatian serius," tuturnya.
Willy menjelaskan anggaran pertahanan dalam APBN dalam beberapa tahun ke belakang selalu menempati salah satu yang tertinggi. Walau demikian anggaran ini harus berbagi dengan banyak lembaga.
Oleh karena itu, audit sistem pertahanan dapat menjadi dasar bagi DPR untuk menyetujui pertambahan anggaran untuk penyediaan alutsista.
"Saya rasa DPR akan menyetujui penambahan anggaran alutsista jika audit komprehensif dilakukan termasuk hasil investigasi terhadap sejumlah kecelakaan alutsista. Jadi anggaran yang dikeluarkan itu akan punya dasar yang kuat," ucapnya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Fajar Adriyanto membenarkan telah terjadi kecelakaan pesawat tempur jenis BAE Hawk 209 dengan nomor registrasi TT-0209, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Senin pagi.
"Pada hari ini pukul 08.13 WIB telah terjadi kecelakaan pesawat tempur jenis BAE Hawk 209 dengan pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail dari Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru," kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Pilot sendiri berhasil melontarkan diri dari pesawat menggunakan ejection seat dan dalam kondisi selamat.
Sebuah pesawat TNI AU dikabarkan jatuh di daerah permukiman penduduk di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Senin pagi.
"Iya ada pesawat jatuh jaraknya sekitar 500 meter dari rumah saya. Kejadian sekira pukul 08.30 WIB," kata salah seorang warga Desa Kubang Jaya, Wahyu, ketika dihubungi ANTARA.
Berita Terkait
Prajurit TNI perbaiki rumah warga rusak tertimpa pesawat tempur Hawk
Selasa, 16 Juni 2020 13:41
Pilot pesawat tempur Hawk jatuh di permukiman masih dirawat di rumah sakit
Selasa, 16 Juni 2020 13:35
Kadispenau Marsma Fajar: Pesawat tempur Hawk jatuh, pilot selamat
Senin, 15 Juni 2020 10:40
Iran tembak jatuh pesawat nirawak "pengintai" milik AS
Kamis, 20 Juni 2019 13:07
Pj Gubernur ingatkan Pansel DPR Papua hindari konflik kepentingan
Jumat, 1 November 2024 19:45
Pk Gubernur harap 45 anggota DPRP terus berkolaborasi bangun Papua
Kamis, 31 Oktober 2024 20:43
DPR Kota Jayapura minta KPPS harus terdaftar di TPS
Sabtu, 19 Oktober 2024 13:45
Anggota DPR Kota Jayapura jalani orientasi kedewanan
Kamis, 17 Oktober 2024 8:11