Surabaya (ANTARA) - Sore itu cuaca terlihat cerah. Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Sugeng bergegas memacu sepeda motornya menuju kawasan Kampung Tembok, di lingkungan RT 7/RW3 Kelurahan/ Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.
Di jok belakang motornya terselempang tas besar berisi buku-buku bacaan. Memasuki Gang Tembok Lor III, anak-anak dari kejauhan tampak berlarian menyambut kedatangannya dengan suka cita.
Tangan-tangan mungil anak-anak itu segera meraih buku-buku bacaan di tas yang terselempang di jok bagian belakang sepeda motor tersebut .
Saat buku-buku bacaan di tas sudah terlihat habis, barulah Bripka Sugeng memarkir sepeda motornya.
Anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) dari Kepolisian Sektor (Polsek) Bubutan, Kota Surabaya ini, sejak sekitar sebulan terakhir, selalu memasok buku-buku bacaan yang menyegarkan bagi anak-anak kampung setempat.
Maka kedatangan "Pak Bhabin" Sugeng berarti membawa buku-buku baru dan anak-anak tampak sudah tidak sabar untuk segera "melahap"-nya.
"Sebelum datang kesini tadi, saya sudah janjian dengan pengurus RT. Biasanya kalau sudah janjian, pengurus RT kemudian mengabarkan kepada anak-anak. Makanya pengurus RT bersama anak-anak di kampung ini terlihat sudah siap dan langsung menyambut begitu saya tiba," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (24/11).
Taman baca
Usai meraih buku-buku bacaan terbaru yang dibawa Bripka Sugeng, anak-anak itu kemudian masuk ke Taman Baca yang berlokasi di ujung gang Tembok Lor III Surabaya.
Taman Baca ini didirikan oleh pengurus RT setempat untuk memfasilitasi buku-buku bacaan yang dipasok oleh Bripka Sugeng.
"Kebetulan kami dibantu oleh Pak Bhabin Sugeng untuk membudayakan adik-adik kita supaya gemar membaca. Jadi dari Bhabinkamtibmas yang mengusahakan buku-buku ini dan kami menyediakan lahan untuk fasilitas Taman Baca," ujar Mashud, sesepuh sekaligus Pengurus RT 7/ RW 3 Kelurahan Bubutan, Kota Surabaya.
Taman Baca itu memanfaatkan lahan kosong di sudut kampung tersebut yang dikelilingi pagar seng. Koleksi bukunya sementara sekitar seratusan dengan berbagai tema untuk anak-anak.
Bagi Mashud, keberadaan Taman Baca di kampungnya kini semakin melengkapi fasilitas "Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo" yang digagas Kepolisian setempat dalam rangka memberdayakan masyarakat di tingkat kampung untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, juga sedang menggalakkan Program "Surabaya Smart City" (SSC) 2020, yang memperlombakan kampung bersih dan inovatif di seluruh RT/RW, dengan mengangkat tema Penerapan Protokol Kesehatan dan Inovasi Kampung Menghadapi COVID-19.
"Untuk Program SSC 2020 ini, kampung kami masuk 150 besar yang dinilai terbaik," katanya.
Mashud mengungkapkan, untuk masuk dalam penilaian 150 besar kampung terbaik Program SSC 2020, warga di kampungnya telah mewujudkan pengelolaan lingkungan, salah satunya mengolah sampah secara mandiri.
Selain itu mewujudkan Pangan Lestari, seperti menanam sayuran dalam "Hutan Kampung" secara hidroponik dan alami, serta melestarikan tanaman obat untuk keluarga.
"Dan kini berdiri Taman Bacaan untuk anak-anak di kampung kami, yang semakin melengkapi Program SSC 2020 sebagaimana disyaratkan oleh Pemkot Surabaya," ucapnya.
Tempat berkumpul
Taman Baca di Kampung Tembok Lor III Surabaya pada akhirnya menjadi tempat berkumpul yang menyenangkan bagi anak-anak.
Setiap sore hingga menjelang petang, anak-anak terlihat bergelut dengan buku-buku di sana. Sebagian datang sendiri, ada pula yang digiring oleh orang tuanya.
Tidak perlu khawatir, protokol kesehatan pencegahan COVID-19 tetap terjaga di lingkungan Taman Baca ini.
Dalam sebulan terakhir, Pak Bhabin Sugeng kerap mampir, selain membawa buku-buku baru, juga turut berbaur di tengah anak-anak untuk mengajar membaca.
Ashila Chiqita Mutya Lubis adalah satu bocah yang setiap sore tampak tidak pernah absen belajar membaca di Taman Baca itu. Usianya 6 tahun. Baru saja duduk di bangku Kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di masa pandemi COVID-19.
Tentu gadis kecil ini tidak pernah bertemu dengan teman-teman di sekolahnya karena selama pandemi COVID-19 diberlakukan belajar-mengajar nontatap muka atau daring.
Maka Ashila mengaku senang bisa belajar dengan bertemu teman-teman yang juga anak-anak dari kampungnya sendiri di Taman Baca ini.
"Saya belajar baca diajari Pak Polisi," katanya lirih, sembari pandangan matanya tetap fokus pada buku bacaan bergambar berjudul Si Kancil yang berada di pangkuannya. Untuk anak usia 6 tahun, cara bacanya tergolong lancar.
Lupa "game online"
Bripka Sugeng tampak sumringah berada di tengah anak-anak yang sibuk membaca di Taman Bacaan itu.
"Alhamdulillah anak-anak tampak senang berada di sini," katanya.
Menurutnya, Taman Baca ini sebagai salah satu upaya Bhabinkamtibmas untuk mengurangi "game online" melalui telapon seluler (ponsel) yang biasanya setiap hari tidak pernah lepas dari genggaman anak-anak.
"Makanya melalui Taman Baca ini, kami mengajak anak-anak untuk kembali cinta membaca," tuturnya.
Upaya Pak Bhabhin Sugeng untuk mengajak anak-anak di Kampung Tembok Lor III Surabaya gemar membaca sejauh ini tampak berhasil.
Nyatanya di Taman Baca itu anak-anak menemukan kebahagiaan, keceriaan. Mungkin bagai di surga yang hanya bisa dibayangkan.
Seperti yang pernah dibayangkan mendiang sastrawan asal Argentina Jorge Luis Borges bahwa surga itu merupakan sebuah perkampungan sederhana yang di tengahnya terdapat perpustakaan besar dan berisi buku-buku dari berbagai zaman dan bangsa.
Setidaknya, anak-anak di Kampung Tembok Lor III Surabaya, ketika menghabiskan waktu sore di Taman Baca itu, bisa sejenak melupakan "game online" dari ponsel yang biasanya dimainkan jika berada di rumah.