Tangerang (ANTARA) - "Waroenk Makan Matoa" yang berlokasi di Jalan Darma Bakti Pabuaran Kota Tangerang, Banten, menyajikan makanan dan ngopi ala kebun nenek dengan menghadirkan cita rasa makan di belakang rumah seperti zaman dahulu.
"Jadi kita ingin menghadirkan suasana kebun di tengah kota. Karena banyak warga pergi ke Bogor dengan alasan ingin menikmati suasana perkampungan dengan rasa di perkebunan," kata Ayu Matala selaku Marcom "Waroenk Matoa" di Tangerang, Minggu.
Konsep ini dibuat sedemikian rupa dengan adanya pohon matoa yang rindang dan jarang sekali ada di Kota Tangerang.
Ia menuturkan, matoa merupakan sebuah pohon yang berasal dari Papua dan berbuah setiap enam bulan sekali. Buah pohon ini berbentuk seperti kelengkeng serta memiliki rasa manis. Pohon matoa menjadi ikon agar mudah diingat oleh masyarakat.
Ayu mengatakan usaha yang baru dibuka bulan Desember lalu memiliki sejumlah fasilitas seperti kapasitas yang mencapai 50 orang dengan tersedia VIP Room. Area parkir luas dan "coffe bar" yang menyajikan berbagai rasa kekinian.
Karena itu tempat makan yang satu ini sangat cocok bagi masyarakat yang ingin kumpul sambil bersantap bersama keluarga besar maupun teman-teman. "Bisa juga menggelar acara di sini. Karena urusan listrik dan konsepnya sangat dapat banget untuk privat," ujarnya
Untuk urusan menu makanan, "Waroenk Makan Matoa" menyediakan berbagai santapan ala Sunda sesuai tema makan di kebun. Sebagai pelengkap, disediakan berbagai jenis sambal yang dapat dinikmati sepuasnya dengan sayur asam yang di masak secara khas.
"Kita ada sambal tempong dan sop iga yang menjadi keunggulannya," katanya.
Kenikmatan semua makanan di sini diolah oleh "chef" handalan yang didatangkan dari berbagai daerah dan mampu menyajikan rasa yang persis seperti makanan pedesaan tradisional. Apalagi setiap menu disajikan dengan piring dan gelas yang memiliki corak pedesaan ala vintage.
"Konsep kebun ini tak hanya suasana tetapi juga menu makanan dan tempat sajiannya," tegasnya.
Ayu Matala mengatakan membuka usaha di masa pandemi adalah sebuah tantangan bagi dirinya bersama tiga rekan lainnya. Di saat kasus penyebaran COVID-19 sudah melambat dan banyak masyarakat yang rindu makan di luar rumah, "Waroenk Makan Matoa" menghadirkan konsep baru yang mengutamakan protokol kesehatan.
Beroperasi setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.00 WIB, "Waroenk Makan Matoa" juga menyediakan layanan daring (online).
"Kepuasan pelanggan adalah yang utama maka itu 'Waroenk Makan Matoa" membuka diri untuk menerima masukan dari pelanggan untuk dapat memberikan yang terbaik dari sajian, pelayanan hingga menu yang sesuai dengan tagline, yakni 'Makan dan Ngupi Ala Kebon Nenek'," katanya.
Mengenai harga, Maria Bahara selaku
pemilik "Waroenk Makan Matoa" mengungkapkan telah menyesuaikan dengan perkembangan kondisi saat ini. Untuk paket Nasi Tempong yang menjadi unggulan saja dibanderol Rp35.000 dengan komposisi yang didapat, yakni nasi, ayam/mujair/gurame/cumi/udang/ikan asin, tahu, tempe, lalapan rebus, sambal tempong dan teh tawar.
Ada juga paket hemat lainnya bagi mahasiswa maupun komunitas. "Untuk sambal tak perlu khawatir, kami tetap utamakan dan sediakan dalam porsi banyak karena ini adalah bagian dari komitmen kita," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Jayapura harap festival kuliner tingkatkan PAD
Minggu, 22 September 2024 15:17
Diskop dan UMKM Jayapura tingkatkan SDM OAP bidang kuliner
Selasa, 3 September 2024 9:39
Pemkab Biak latih inovasi higienitas sajian kuliner 40 pelaku UMKM OAP
Rabu, 15 Mei 2024 17:46
Pemkab Jayapura: Ajang kuliner melibatkan 40 UMKM pacu ekonomi Papua
Selasa, 7 Mei 2024 13:36
Geliat festival kuliner dongkrak bisnis UMKM Kota Jayapura
Selasa, 19 Maret 2024 18:50
Usilina Epa, perempuan penjaga kuliner di Papua
Jumat, 15 Maret 2024 14:01
Pemkab Biak Numfor minta pedagang pasar kuliner perhatikan higienis makanan
Rabu, 13 Maret 2024 17:53
Sebanyak 60 UMKM OAP Biak jual kuliner Ramadhan
Senin, 11 Maret 2024 20:27