Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan setempat terus meningkatkan pengendalian virus Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada ternak babi di Bumi Cenderawasih melalui biosekuriti.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua MP Koibur di Jayapura, Kamis, mengatakan biosekuriti yang dilakukan yakni dengan cara desinfeksi pada setiap kandang babi.
"Kami, Dinas Peternakan Kabupaten dan Kota, Karantina Hewan, dan instansi terkait lainnya masih terus melakukan pengendalian dan pengawasan guna mencegah ASF tersebut," katanya.
Menurut Koibur, sebelumnya virus tersebut sudah ada di Kota dan Kabupaten Jayapura pada Juni 2024, namun hingga kini belum ada laporan lagi. Oleh sebab itu pihaknya terus melakukan pencegahan dan pengendalian
"Sehingga itu kami terus melakukan pengendalian pada peternak hewan babi, karena virus tersebut tidak ada obatnya," ucap Koibur.
Selain biosekuriti, pihaknya juga gencar melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para peternak, terutama pada pemberian makanan.
"Kami juga meminta kepada para peternak agar menjaga kebersihan kandang dan makanan, sebagai suatu pencegahan yang harus diterapkan," katanya.
Pihaknya juga telah menyampaikan kepada peternak agar melaporkan jika ada babi yang sakit atau kematian mendadak.
"Kami yakin dengan mengikuti arahan-arahan dari pemerintah, maka virus ASF tersebut tidak kembali. Pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan adanya isu-isu negatif, karena kami akan melakukan pencegahan-pencegahan," kata Koibur.