Wamena (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan mendorong angka minimal ambang batas yang harus dicapai atau passing grade pada tes calon aparatur sipil negara (CASN) daerah setempat 100-150.
Hal ini dilakukan Pemprov Papua Pegunungan untuk memberikan peluang seluas-luasnya bagi orang asli Papua (OAP) Pegunungan untuk mendapatkan kesempatan menjadi ASN dengan passing grade diturunkan dari batas nilai yang ditetapkan secara nasional.
Gubernur Papua Pegunungan John Tabo di Wamena, Jumat mengatakan saat ini sistem tes CASN itu menggunakan elektronik dan tidak ada yang dapat bermain dalam proses tersebut.
“Batas nilai minimal untuk lulus mungkin terlalu tinggi (250-300), sehingga kami harap untuk nilainya bisa diturunkan 150, 100 atau 90 supaya adik-adik ini saat tes bisa lulus,” katanya.
Menurut dia, sistem yang dipergunakan untuk tes CASN oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) RI yakni elektronik.
“Kalau sistem manual itu orang bisa bermain, tetapi ini sistem elektronik sehingga hasil tes langsung dapat diketahui. Maka adik-adik yang ikut tes harus lebih giat lagi belajar,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa pada tahapan tes CASN tidak ada istilah anak pejabat tetapi semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi ASN melalui tes.
“Proses tes CASN itu kembali ke kemampuan masing-masing. Jadi tidak ada istilah ini anak gubernur, anak bupati harus diprioritaskan, itu tidak ada. Semua kembali ke kemampuan masing-masing,” katanya.
Dia menambahkan bahkan hasil tes CASN saat ini langsung menempatkan orang sesuai dengan kemampuan bidangnya masing-masing.
“Dulu itu setiap ASN yang kami luluskan karena sistem manual sehingga kami dapat menempatkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tetapi saat ini karena sistem elektronik dan ada namanya tes kebidangan sehingga akan ditempatkan sesuai dengan kemampuan atau latar belakang pendidikannya,” ujarnya.
Dia menegaskan seandainya tes CASN masih menggunakan sistem manual maka pihaknya akan meluluskan adik-adik OAP Pegunungan seratus persen.
“Kalau sistem manual saya akan dipergunakan seperti dulu di Tolikara (saat jadi bupati) yang anak-anak asli diluluskan 100 persen dengan pembagian 80:20, termasuk 20 persen anak-anak lahir dan besar di gunung yang orang tuanya telah lama mengabdi di sini,” katanya.
Akan tetapi, kata dia saat ini sistem yang dipergunakan pemerintah pusat dalam merekrut CASN berubah dengan sistem elektronik sehingga upaya yang bisa dilakukan adalah mendorong passing grade dapat diturunkan.