Biak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Supiori, Papua, membentuk lima Kampung Tangguh Bencana sebagai kampung/desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk menghadapi risiko ancaman bencana alam.
"Lima Kampung Tangguh Bencana yang dijadikan percontohan antara lain Kampung Urumbori atau Amyas (Supiori Barat), Kampung Syurdori, dan Kampung Waryesi (Supiori Timur)," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Supiori Lukas Mansawan di Biak,Selasa.
Ia menyebut Kampung Tangguh Bencana melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pencegahan hingga penanganan bencana secara mandiri.
Lukas menyebut tujuan dibentuk Kampung Tangguh Bencana untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam pengurangan risiko bencana melalui analisis ancaman, perencanaan, simulasi, dan pembentukan relawan desa.
"Kampung Tangguh Bencana merupakan wujud partisipasi langsung masyarakat untuk ikut langsung mengurangi risiko bencana dengan mengedepankan kearifan lokal," kata Lukas.
Ia mengatakan kesiapsiagaan mitigasi bencana alam terus menerus ditanamkan dalam diri setiap pribadi warga di 38 kampung Kabupaten Supiori.
Mengingat kondisi wilayah Kabupaten Supiori, lanjut Lukas, merupakan daerah kepulauan berada di bibir lautan Pasifik merupakan kawasan yang masuk dalam kategori rawan bencana alam.
"Kampung Tangguh Bencana salah satunya mengurangi risiko serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi segala kemungkinan bencana alam," katanya.
Selain Kampung Tangguh Bencana, menurut Lukas, pihak BPBD Supiori juga akan melakukan edukasi dan sosialisasi untuk membentuk lima Distrik Tangguh Bencana.
Kabupaten Supiori merupakan wilayah pemekaran dari induk Kabupaten Biak Numfor terbentuk melalui Undang Undang Nomor 35 Tahun 2003 dengan ibu kota Sorendiweri.

