Sentani (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua memberikan bantuan 24 ekor ternak babi kepada kelompok peternak di Kampung Ayapo Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, guna memulihkan usaha peternakan rakyat setelah wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Papua Matheus Koibur kepada ANTARA usai menyerahkan bantuan bibit ternak babi dan 650 kilogram pakan ternak di Kampung Ayapo, Jumat, mengatakan khusus di Kabupaten Jayapura yang menerima bantuan Kampung Ayapo dan Kampung Nolokla.
"Prioritas bantuan tahun ini di Kabupaten Jayapura kami fokuskan ke dua kampung ini, total ada 48 ekor ternak babi dan masing-masing kampung menerima 24 ekor. Kedua lokasi ini yang terdampak ASF sehingga ternak mereka terpaksa dimusnahkan pada 2024," katanya.
Menurut Matheus, mekanisme penyaluran bantuan dilakukan melalui seleksi calon lokasi dan peternak, disertai pendampingan teknis oleh dinas pada tingkat kabupaten, melalui skema ini diharapkan memperkuat kemandirian kelompok dalam mengelola ternak.
"Bantuan ini bersumber dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) senilai Rp250 juta untuk kedua kampung ini. Kami berharap dapat membantu memulihkan ekonomi masyarakat serta menjadi awal pengembangan usaha ternak babi di tingkat kampung," ujarnya.
Ketua Kelompok Peternak Ayapo Kristian Evert Ehaa menjelaskan kelompoknya telah berdiri sejak 2003.
Ia menyambut baik perhatian pemerintah, terutama setelah kelompoknya kehilangan seluruh ternak akibat wabah ASF tahun 2024.
"Bantuan 24 ekor babi dan pakan ini sangat berarti sekali bagi kami. Walaupun pakan hanya stimulan, kelompok kami siap melanjutkan pengadaan secara mandiri agar usaha tetap berkelanjutan," katanya.
Dia menambahkan anggota kelompoknya ada 24 orang dan masing-masing menerima satu ekor ternak babi, pihaknya selama ini telah mendapat pembinaan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, termasuk mengenai pencegahan penyakit pihaknya selalu mendapat pendampingan langsung dari dokter hewan dari dinas tersebut.
"Kami berkomitmen memelihara babi dengan baik, sehingga ke depan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah. Harapan kami usaha ini bisa menopang ekonomi keluarga dan generasi muda di kampung," ujarnya.

