Jakarta (ANTARA News) - Kalitas air di Jakarta dinilai lebih baik dibandingkan dengan Papua, yang kian tercemar limbah kimia dari kegiatan pertambangan, demikian laporan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

"Kualitas air di Papua mendapatkan nilai 14, sedangkan kualitas air di Jakarta mendapatkan nilai 24," ujar Deputi VII Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Kelembagaan, Henri Bastaman, di Jakarta, Jumat.

Kualitas air di Papua, dikemukakannya, semakin memburuk karena mengandung merkuri yang berasal dari tambang liar yang terdapat di hulu sungai.

KLH juga melakukan pemantauan di Danau Sentani, dan menurut dia, menunjukkan hal serupa bila dibanding pemantauan di Kali Ciliwung, Jakarta.

"Yang kami temukan di Ciliwung tercemar karena limbah domestik, sementara di Papua limbah tambang," ujarnya.

Hampir seluruh aliran Kali Ciliwung tercemar berat dan mengandung bakteri berbahaya. Satu-satunya wilayah yang terbebas dari pencemaran di Sungai Ciliwung adalah sumber mata airnya.

Henri mengkhawatirkan, jika pencemaran terus dibiarkan, maka masyarakat yang berada di daerah tersebut akan terkena dampaknya.

Hujan asam juga terindikasi terjadi di Indonesia. Hal itu berdasarkan pemantauan di Bogor (Jawa Barat), Serpong (Banten), Maros (Sulawesi Selatan), dan Kotoabang (Sumatera Barat).

Berbagai permasalahan lingkungan terjadi di Indonesia seperti kualitas lingkungan menurun, ekstraksi sumber daya alam berlebihan, SDA yang semakin terbatas, kependudukan, pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan, energi, tekanan pemanfaatan ruang, kapasitas SDM dan kelembagaan daerah masih rendah, katanya menambahkan.
(T.I025/I007)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024