Jayapura (Antara Papua) - Prajurit TNI yang tergabung dalam pengamanan perbatasan Kosektor Selatan Brigif 15 Kujang II Kodam III/Siliwangi dibawah pimpinan Kolonel Infanteri Bagus Suryadi Tayo, memperkenalkan Angklung, seni usik suku Sunda, Jawa Barat, kepada para pelajar di Assikie, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo, mengatakan, dalam penugasan pengamanan perbatasan Kosektor Selatan Brigif 15 Kujang II Kodam III/Siliwangi, membawa misi untuk memberikan sebuah pemahaman dan bukti nyata bahwa ke beragaman seni dan budaya adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena seni sudah bersifat universal.

"Brigif 15 Kujang II bekerja sama dengan Saung Angklung Mang Ujo yang merupakan Sanggar Seni Sunda dan Mang Ujo ini adalah seorang seniman Sunda yang mengembangkan Angklung Sarinande tersebut," ujarnya.

Angklung merupakan seni musik tradisional Sunda yang dalam melantunkan lagu-lagunya disesuaikan dengan karakteristik budaya Sunda.

Angklung sangat digemari anak-anak di sekolah terutama dalam kegiatan ekstra kurikuler, bahkan di kalangan muda-mudi dan orang tua pun masih mempunyai hasrat serta minat untuk memainkan Angklung.

Dalam mendengarkan suara ataupun nada nada dengan digetarkan sangat menarik minat dan hasrat untuk memainkannya.
  
Dari dulu sampai saat ini Angklung masih banyak digemari dan dijadikan ajang bergengsi dalam mengenalkan seni budaya Sunda di ajang international.

Dari sinilah pelatih angklung Sertu Anjar dan rekannya dari Brigif 15 Kujang II mendapat pelatihan langsung dari sanggar Saung Angklung Mang Ujo.

Tidak lama mereka mendapat pelatihannya dan sudah dapat menguasai tehnik ataupun cara-cara dalam memberikan instruksi untuk permainan Angklung dengan tanda isyarat.

Pada pengenalan pertama disekolah SMP dan SMA Negeri Assikie, Angklung sangat disukai anak-anak mereka berebut untuk memegang dan mendapatkan Angklung serta dimainkannya karena baru pertama mereka memegang dan merasakan getaran nada dari Angklung itu.

Pelajaran yang diberikan oleh pelatih disimak secara serius dan penuh perhatian.

Disaat pelatih masih memberikan instruksi ada juga tangan anak anak yang getarkan Angklung karena penasaran serta ingin memainkan Angklung yang dipegangnya.

Demikian juga halnya di SD Inpres Assikie Angklung sangat disukai dan digemari anak anak saat diperkenalkan pertama kali pada mereka, keseriusan pada anak anak terlihat disaat mereka menerima pelajaran dan memainkan Angklung yang dipegangnya.

Keseriusan lain terlihat lebih menarik disaat angklung pertama kalinya diperkenalkan di Madrasah Ibtidaiyah Assikie, antara siswa dengan guru malah dulu-duluan berebut untuk mandapatkan Angklung dan memainkannya.

Pelatih memberikan insruksi mereka mengikutinya dengan serius dan menggetarkan Angklung yang dipegangnya.

Lantunan nada-nada dari Angklung tersebut mereka sangat menyukai dan menikmatinya.

Pengenalan Angklung di wilayah Assikie Kabupaten Bouven Digul ini akan dilanjutkan secara kontinyu di setiap sekolah yang ada.

Diharapkan mereka menikmati serta serius dalam mengenali seni budaya yang ada di wilayah Indonesia terutama Angklung yang diperkenalkan sebagai Seni Tradisi Sunda kepada mereka dan diharapkan dapat mengembangkan seni-seni yang ada untuk dimunculkan serta dikembangkan menjadi seni tradisi yang dikenal dunia. (*)



Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024