Jayapura (Antara Papua) - Bulog Divisi Regional (Divre) Papua-Papua Barat mendukung ekspor beras oleh Pemerintah Kabupaten (pemkab) Merauke ke Papua Nugini (PNG).
Kepala Bulog Divre Papua-Papua Barat Muhammad Attar Rizal, di Jayapura, Jumat, menjelaskan pada pelaksanaanya, penyerapan beras Merauke terbagi dalam dua jenis, beras premium dan medium.
Beras yang di ekspor ke Papua Nugini adalah beras premium yang dikeluarkan oleh Bulog setelah bekerja sama dengan Pemkab Merauke dengan menggunakan merek lokal bernama Animha.
"Beras premium ini yang dibeli oleh Pemda dan masyarakat umum, sifatnya komersial. Artinya kita bisa memproduksi beras dengan kualitas baik dan dengan bekerja sama dengan Pemkab Merauke, kita menjualnya secara umum. Terkait itu mau diekspor atau konsumsi sendiri, kami `welcome`," katanya.
Menurutnya dengan ekspor tersebut, penyerapan beras lokal yang dilakukan Bulog tidak akan terganggu.
"Ini tidak mempengaruhi penyerapan kami karena jenisnya berbeda. Bulog itu menyerap surplus dari produksi lokal Merauke, yang penting kebutuhan setempat sudah terpenuhi," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman minta Pemerintah Kabupaten Merauke tidak sekadar meluncurkan program ekspor ke PNG, tetapi juga keberlanjutannya hingga masa mendatang.
"Pak Bupati, hari ini memulai ekspor tetapi jangan hari ini juga mengakhiri, harus lanjut. Jangan pakai pupuk biar saudara kita di PNG panjang umur," katanya.
Sementara Bupati Merauke Frederikus Gebze mengatakan warga PNG sering membeli beras di perbatasan RI-PNG di Distrik Sota, namun dalam jumlah terbatas dan ke depan pemda akan mengekspor beras dalam jumlah besar ke sana.
"Sejarah mencatat kurang lebih 72 tahun, baru kita bisa mengekspor beras ke PNG," katanya. (*)
Kepala Bulog Divre Papua-Papua Barat Muhammad Attar Rizal, di Jayapura, Jumat, menjelaskan pada pelaksanaanya, penyerapan beras Merauke terbagi dalam dua jenis, beras premium dan medium.
Beras yang di ekspor ke Papua Nugini adalah beras premium yang dikeluarkan oleh Bulog setelah bekerja sama dengan Pemkab Merauke dengan menggunakan merek lokal bernama Animha.
"Beras premium ini yang dibeli oleh Pemda dan masyarakat umum, sifatnya komersial. Artinya kita bisa memproduksi beras dengan kualitas baik dan dengan bekerja sama dengan Pemkab Merauke, kita menjualnya secara umum. Terkait itu mau diekspor atau konsumsi sendiri, kami `welcome`," katanya.
Menurutnya dengan ekspor tersebut, penyerapan beras lokal yang dilakukan Bulog tidak akan terganggu.
"Ini tidak mempengaruhi penyerapan kami karena jenisnya berbeda. Bulog itu menyerap surplus dari produksi lokal Merauke, yang penting kebutuhan setempat sudah terpenuhi," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman minta Pemerintah Kabupaten Merauke tidak sekadar meluncurkan program ekspor ke PNG, tetapi juga keberlanjutannya hingga masa mendatang.
"Pak Bupati, hari ini memulai ekspor tetapi jangan hari ini juga mengakhiri, harus lanjut. Jangan pakai pupuk biar saudara kita di PNG panjang umur," katanya.
Sementara Bupati Merauke Frederikus Gebze mengatakan warga PNG sering membeli beras di perbatasan RI-PNG di Distrik Sota, namun dalam jumlah terbatas dan ke depan pemda akan mengekspor beras dalam jumlah besar ke sana.
"Sejarah mencatat kurang lebih 72 tahun, baru kita bisa mengekspor beras ke PNG," katanya. (*)