Jakarta (Antaranews Papua) - Kementerian Kesehatan kembali mengirimkan tenaga kesehatan Tim Flying Health Care (FHC) gelombang V ke Asmat yang akan bertugas selama satu bulan untuk mengawal kesehatan masyarakat pascakejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis, sebanyak 55 tenaga kesehatan yang ditugaskan mulai aktif terhitung sejak 12 April hingga 11 Mei 2018.
Sebanyak 55 tenaga kesehatan yang dikirim di antaranya terdiri dari dokter, nutrisionis, petugas kesehatan lingkungan, dan tim pendamping.
Tenaga kesehatan itu akan ditugaskan di 10 puskesmas di Kabupaten Asmat, yakni Puskesmas Suru-suru, Kolfbraza, Binam, Basim, Comoro, Tomor, Yaosakor, Atsy, Nakai, dan Puskesmas Mumugu.
Para tenaga medis juga telah dilakukan beberapa kegiatan pelayanan keshatan seperti di Puskesmas Suru-suru yang melakukan pemantauan program 1000 Hari Pertama Kelahiran dengan pemberian makanan bagi ibu hamil dan balita di bawah satu tahun.
Pada pelaksanaannya, makanan yang dibagikan tersebut dimakan langsung di puskesmas secara bersama-sama dan dipantau langsung oleh petugas. Karena pada laporan-laporan sebelumnya ditemukan bahwa makanan tambahan tersebut dikonsumsi oleh orang tua anak.
Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan setiap hari oleh petugas puskesmas wilayah setempat dengan memanfaatkan dana Pemerintah Kabupaten. Selain itu, dilakukan juga pelayanan kesehatan terpadu di luar puskesmas seperti timbang berat badan anak.
Berdasarkan laporan, tim FHC sebelumnya telah berhasil mengatasi masalah cacingan di Kabupaten Asmat dan saat ini anak-anak di Asmat sudah terbebas dari penyakit tersebut.
Selain itu tim juga melakukan pengolahan air agar aman diminum dan dapat mencegah terjadinya penyakit. Pengolahan air dilakukan dengan pemeriksaan kandungan kimia dalam air, dan sampling bakteriologis air dengan teknik aseptis. Dilakukan pula pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S untuk mendeteksi adanya kelompok bakteri pada air.
Para tenaga medis pun gencar dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar masyarakat tidak lagi meminum air mentah dan tanpa pengolahan. (*)
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis, sebanyak 55 tenaga kesehatan yang ditugaskan mulai aktif terhitung sejak 12 April hingga 11 Mei 2018.
Sebanyak 55 tenaga kesehatan yang dikirim di antaranya terdiri dari dokter, nutrisionis, petugas kesehatan lingkungan, dan tim pendamping.
Tenaga kesehatan itu akan ditugaskan di 10 puskesmas di Kabupaten Asmat, yakni Puskesmas Suru-suru, Kolfbraza, Binam, Basim, Comoro, Tomor, Yaosakor, Atsy, Nakai, dan Puskesmas Mumugu.
Para tenaga medis juga telah dilakukan beberapa kegiatan pelayanan keshatan seperti di Puskesmas Suru-suru yang melakukan pemantauan program 1000 Hari Pertama Kelahiran dengan pemberian makanan bagi ibu hamil dan balita di bawah satu tahun.
Pada pelaksanaannya, makanan yang dibagikan tersebut dimakan langsung di puskesmas secara bersama-sama dan dipantau langsung oleh petugas. Karena pada laporan-laporan sebelumnya ditemukan bahwa makanan tambahan tersebut dikonsumsi oleh orang tua anak.
Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan setiap hari oleh petugas puskesmas wilayah setempat dengan memanfaatkan dana Pemerintah Kabupaten. Selain itu, dilakukan juga pelayanan kesehatan terpadu di luar puskesmas seperti timbang berat badan anak.
Berdasarkan laporan, tim FHC sebelumnya telah berhasil mengatasi masalah cacingan di Kabupaten Asmat dan saat ini anak-anak di Asmat sudah terbebas dari penyakit tersebut.
Selain itu tim juga melakukan pengolahan air agar aman diminum dan dapat mencegah terjadinya penyakit. Pengolahan air dilakukan dengan pemeriksaan kandungan kimia dalam air, dan sampling bakteriologis air dengan teknik aseptis. Dilakukan pula pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S untuk mendeteksi adanya kelompok bakteri pada air.
Para tenaga medis pun gencar dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar masyarakat tidak lagi meminum air mentah dan tanpa pengolahan. (*)