Timika (Antaranews Papua) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mendorong peran keluarga dalam mencegah kasus kekerasan terhadap anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Mimika Alice I Wanma mengungkapkan minimnya peran keluarga di Mimika menjadi pemicu tingginya kekerasan terhadap anak.
"Peran keluarga sangat penting untuk melindungi anak dan persisi itu belum maksimal. Itu juga jadi satu penyebab tingginya angka kekerasan terhadap anak di Timika," kata Alice di Timika, Senin.
Alice menekankan peran masing-masing orang tua dalam mendidik dan mendampingi anak-anak mereka.
Selain itu menurut Alice, penyampaian informasi-informasi terkait dengan antisipasi terhadap kekerasan anak dan diskriminasi perlu didiskusikan dalam keluarga sehingga informasi tersebut dapat diketahui lebih awal.
"Proses pemberian informasi itu ya di dalam keluarga. Ada orang tua yang berpandangan bahwa hal itu adalah tugas guru padahal kalau dibandingkan anak-anak ini punya banyak waktu di rumah dengan orang tua dan keluarga," ujarnya.
Menangani OPD yang berkaitan dengan perlindungan anak, Alice mengakui bahwa belum ada program khusus yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018. Kendati demikian pembinaan kepada orang tua dalam meningkatkan peran keluarga selalu disampaikan dalam berbagai kegiatan.
"Pekan lalu melalui kegiatan KB kami sudah informasikan kepada para kepala kampung, kelurahan, terkait peran orang tua dalam rumah tangga termasuk hak-hak anak dalam keluarga misalnya untuk memperoleh pendidikan," ujarnya.
Kedepannya menurut Alice, program pemberdayaan keluarga akan disandingkan dengan program kampung KB.
"Ada dua kampung yang akan dicanangkan sebagai kampung KB. Semua OPD terkait bisa masuk dengan program-programnya sehingga terintegrasi," kata Alice.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2018 bertema "Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat)" Alice mengakui tidak ada kegiatan yang digelar karena keterbatasan anggaran.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Mimika Alice I Wanma mengungkapkan minimnya peran keluarga di Mimika menjadi pemicu tingginya kekerasan terhadap anak.
"Peran keluarga sangat penting untuk melindungi anak dan persisi itu belum maksimal. Itu juga jadi satu penyebab tingginya angka kekerasan terhadap anak di Timika," kata Alice di Timika, Senin.
Alice menekankan peran masing-masing orang tua dalam mendidik dan mendampingi anak-anak mereka.
Selain itu menurut Alice, penyampaian informasi-informasi terkait dengan antisipasi terhadap kekerasan anak dan diskriminasi perlu didiskusikan dalam keluarga sehingga informasi tersebut dapat diketahui lebih awal.
"Proses pemberian informasi itu ya di dalam keluarga. Ada orang tua yang berpandangan bahwa hal itu adalah tugas guru padahal kalau dibandingkan anak-anak ini punya banyak waktu di rumah dengan orang tua dan keluarga," ujarnya.
Menangani OPD yang berkaitan dengan perlindungan anak, Alice mengakui bahwa belum ada program khusus yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2018. Kendati demikian pembinaan kepada orang tua dalam meningkatkan peran keluarga selalu disampaikan dalam berbagai kegiatan.
"Pekan lalu melalui kegiatan KB kami sudah informasikan kepada para kepala kampung, kelurahan, terkait peran orang tua dalam rumah tangga termasuk hak-hak anak dalam keluarga misalnya untuk memperoleh pendidikan," ujarnya.
Kedepannya menurut Alice, program pemberdayaan keluarga akan disandingkan dengan program kampung KB.
"Ada dua kampung yang akan dicanangkan sebagai kampung KB. Semua OPD terkait bisa masuk dengan program-programnya sehingga terintegrasi," kata Alice.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2018 bertema "Anak Indonesia, Anak GENIUS (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat)" Alice mengakui tidak ada kegiatan yang digelar karena keterbatasan anggaran.