Wamena (Antaranews Papua) - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Papua Aloysius Giay menyatakan penyebab kematian Agustina Logo bukan vaksin measles dan rubella (MR) yang disuntikkan ke tubuh anak itu, sebab enam anak lainnya yang juga divaksin dalam keadaan sehat.

Aloysius saat di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan banyak hal yang bisa mempengaruhi keadaan fisik seseorang, misalnya imunitas tubuh atau seberapa sehat anak itu.

"Berdasarkan hasil pertemuan dengan Dinas Kesehatan Jayawijaya dan Puskesmas Kurulu, diketahui bahwa tujuh anak lainnya, yang mendapatkan imunisasi dari vial atau botol yang sama dengan Agustina, berada dalam kondisi baik. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk tetap tenang," katanya.

Ia mengatakan Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Papua sedang melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut sehingga dalam waktu secepatnya akan disampaikan hasil penyebab kematian Agustina Logo.

"Saya sampaikan bagi kita semua bahwa vaksin ini aman, demi melindungi anak-anak dan masa depan Papua. Saya minta semua pihak untuk mendukung agar imunisasi campak, rubella, dan polio ini tetap dilanjutkan," katanya.

Ia pun mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Jayawijaya, Puskesmas, tokoh adat, tokoh agama serta Kepolisian Jayawijaya untuk memastikan anak-anak Papua tetap mendapat haknya, yaitu imunisasi.

Setelah menerima laporan tentang kematian Agustina Logo, Aloysius bersama beberapa staf, Dewan Adat Papua yang diwakili ketua satu, ketua wilayah Lapago, UNICEF langsung mengunjungi rumah anak itu untuk menyampaikan rasa duka, serta mengikuti proses kremasi.

"Di tengah maraknya kampanye imunisasi campak, rubella, dan polio di seluruh Indonesia, banyak pihak memberikan perhatian serius terhadap kejadian ini," katanya.

Agustina Logo yang baru berusia sembilan tahun meninggal dunia setelah disuntik vaksin campak dan rubella di Wamena, Selasa, (14/8) siang.

Anak perempuan yang merupakan siswa Kelas III di SD Umpakalo, itu sempat pingsan setelah disuntik petugas medis.

Petugas medis memberikan vaksin campak dan rubella kepada Agustina dan enam teman lainnya.

Sesaat setelah disuntik, Agustina langsung pingsan sehingga dilarikan ke RSUD Wamena, namun dalam perjalanan maut menjemputnya.

Seorang dari beberapa guru yang mengantar Agustina ke RSUD mengatakan bahwa anak tersebut memang pernah pingsan saat di sekolah.

"Sering pingsan. Itu sudah lama," kata seorang guru di RSUD.

Lima siswa lainnya yang sebelumnya disuntik vaksin campak dan rubella bersama-sama dengan Agustina, dilaporkan dalam keadaan baik, atau tidak mengalami masalah seperti Agustina.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024