Lombok Barat (Antaranews Papua) - Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan dana santunan kepada sebanyak 556 ahli waris korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat(NTB).
Dana santunan diserahkan secara simbolis kepada beberapa ahli waris oleh Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla, bersama Mensos Idrus Marham, di posko pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Selasa.
"Dalam masa tanggap darurat ini, kami telah membentuk Tim Penanganan Korban Bencana Gempa Bumi Lombok untuk melakukan proses pendampingan dan verifikasi data. Hingga 20 Agustus 2018, pukul 10.00 WIB terdapat 556 korban meninggal dan seluruhnya akan diberikan santunan kepada ahli waris," kata Mensos Idrus Marham.
Ia mengatakan data Dinas Sosial NTB dan Posko Induk mencatat sebanyak 556 jiwa korban meninggal terdiri atas warga Kota Mataram 12 jiwa, Kabupaten Lombok Barat 45 jiwa, Kabupaten Lombok Utara 471 jiwa, Kabupaten Lombok Tengah dua orang, dan Kabupaten Lombok Timur 26 orang.
"Masing-masing ahli waris korban meninggal dunia memperoleh dana santunan sebesar Rp15 juta," ujar Mensos.
Sementara untuk korban yang mengalami luka berat/rawat nginap sebanyak 1.054 jiwa, rumah rusak sebanyak 71.937 unit, dan jumlah pengungsi saat ini mencapai 417.529 jiwa.
Mensos menambahkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dunia diberikan bertahap.
Pada kejadian gempa 29 Juli dan 5 Agustus 2018 telah diserahkan kepada ahli waris sebanyak 109 orang.
"Hari ini kembali dilakukan penyerahan santunan untuk 447 jiwa, sehingga totalnya mencapai 556 jiwa," katanya.
Selain menyalurkan santunan untuk ahli waris korban meninggal, Kemensos berupaya memenuhi kebutuhan dasar yakni tempat tinggal dan permakanan selama masa tanggap darurat.
Untuk kebutuhan tempat tinggal sementara bagi penyintas telah disalurkan sebanyak 1.519 unit tenda gulung, tenda keluarga dan tenda serba guna.
Untuk kebutuhan pangan, Pemprov NTB dapat mengeluarkan hingga 200 ton cadangan beras pemerintah (CBP), sementara setiap kabupaten dapat mengeluarkan hingga 100 ton dari gudang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat.
Kemensos juga mengeluarkan beras reguler sebanyak 20 ton untuk stok Dinas Sosial NTB.
Dalam rangka menjangkau warga yang tersebar di posko dan dapur umum mandiri, Kemensos juga menyalurkan 11.000 paket berisi beras dan lauk pauk.
Kini, kata Mensos, sudah terdistribusi 10.500 paket di Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Sisanya akan didistribusikan dalam beberapa hari kedepan serta akan ditambahkan sebanyak 10.000 paket dalam fase kedepan. Sehingga total 21.000 paket," ujarnya.
Ia juga menyebutkan sebanyak 10 dapur umum lapangan dan tiga dapur air juga terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan penyintas yang terkonsentrasi di posko-posko pengungsian.
Dapur umum dan dapur air dikelola oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana). Dari seluruh dapur umum tersebut, setiap harinya mampu menyediakan sebanyak 26.175 bungkus untuk kebutuhan penyintas di posko-posko pengungsian.
Dalam pelayanan kesehatan, sebanyak tiga unit tenda serbaguna Kemensos telah digunakan untuk tenda darurat rumah sakit.
Sementara personel Tagana dikerahkan membantu identifikasi korban meninggal dan memerlukan perawatan atau pengobatan, serta pertolongan pertama.
Dana santunan diserahkan secara simbolis kepada beberapa ahli waris oleh Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla, bersama Mensos Idrus Marham, di posko pengungsian Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Selasa.
"Dalam masa tanggap darurat ini, kami telah membentuk Tim Penanganan Korban Bencana Gempa Bumi Lombok untuk melakukan proses pendampingan dan verifikasi data. Hingga 20 Agustus 2018, pukul 10.00 WIB terdapat 556 korban meninggal dan seluruhnya akan diberikan santunan kepada ahli waris," kata Mensos Idrus Marham.
Ia mengatakan data Dinas Sosial NTB dan Posko Induk mencatat sebanyak 556 jiwa korban meninggal terdiri atas warga Kota Mataram 12 jiwa, Kabupaten Lombok Barat 45 jiwa, Kabupaten Lombok Utara 471 jiwa, Kabupaten Lombok Tengah dua orang, dan Kabupaten Lombok Timur 26 orang.
"Masing-masing ahli waris korban meninggal dunia memperoleh dana santunan sebesar Rp15 juta," ujar Mensos.
Sementara untuk korban yang mengalami luka berat/rawat nginap sebanyak 1.054 jiwa, rumah rusak sebanyak 71.937 unit, dan jumlah pengungsi saat ini mencapai 417.529 jiwa.
Mensos menambahkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dunia diberikan bertahap.
Pada kejadian gempa 29 Juli dan 5 Agustus 2018 telah diserahkan kepada ahli waris sebanyak 109 orang.
"Hari ini kembali dilakukan penyerahan santunan untuk 447 jiwa, sehingga totalnya mencapai 556 jiwa," katanya.
Selain menyalurkan santunan untuk ahli waris korban meninggal, Kemensos berupaya memenuhi kebutuhan dasar yakni tempat tinggal dan permakanan selama masa tanggap darurat.
Untuk kebutuhan tempat tinggal sementara bagi penyintas telah disalurkan sebanyak 1.519 unit tenda gulung, tenda keluarga dan tenda serba guna.
Untuk kebutuhan pangan, Pemprov NTB dapat mengeluarkan hingga 200 ton cadangan beras pemerintah (CBP), sementara setiap kabupaten dapat mengeluarkan hingga 100 ton dari gudang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat.
Kemensos juga mengeluarkan beras reguler sebanyak 20 ton untuk stok Dinas Sosial NTB.
Dalam rangka menjangkau warga yang tersebar di posko dan dapur umum mandiri, Kemensos juga menyalurkan 11.000 paket berisi beras dan lauk pauk.
Kini, kata Mensos, sudah terdistribusi 10.500 paket di Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Timur.
"Sisanya akan didistribusikan dalam beberapa hari kedepan serta akan ditambahkan sebanyak 10.000 paket dalam fase kedepan. Sehingga total 21.000 paket," ujarnya.
Ia juga menyebutkan sebanyak 10 dapur umum lapangan dan tiga dapur air juga terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan penyintas yang terkonsentrasi di posko-posko pengungsian.
Dapur umum dan dapur air dikelola oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana). Dari seluruh dapur umum tersebut, setiap harinya mampu menyediakan sebanyak 26.175 bungkus untuk kebutuhan penyintas di posko-posko pengungsian.
Dalam pelayanan kesehatan, sebanyak tiga unit tenda serbaguna Kemensos telah digunakan untuk tenda darurat rumah sakit.
Sementara personel Tagana dikerahkan membantu identifikasi korban meninggal dan memerlukan perawatan atau pengobatan, serta pertolongan pertama.