Biak (Antaranews Papua) - Kawasan hutan mangrove seluas satu hektare di kawasan selat laut Sorindiweri, Kabupaten Supiori, Papua, menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi masyarakat di wilayah itu.

"Hutan mangrove tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut, Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak maupun di sekitar muara sungai," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Supiori Mecky Kapitarauw di Biak, Sabtu.

Ia menyebut ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.

Pada areal hutan Mangrove itu hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

"Pemkab Supiori melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2018 akan memperluas lagi areal hutan mangrove di selat Sorindiweri distrik Supiori Timur," kata Mecy Kapitarauw.

Mecky mengakui fungsi hutan mangrove tidak hanya melindungi kawasan sekitar pantai dari ancaman abrasi air laut tetapi dari menjadi wisata edukasi lingkungan bagi generasi muda di Kabupaten Supiori.

Menyinggung pengelolaan objek wisata hutan mangrove, menurut Kadisparbud Mecky Kapitaruaw, pemerintah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan kepada masyarakat adat lokal setempat.

"Melalui kawasan wisata hutan mangrove dapat mendorong pelstarian lingkungan serta memberikan pendapatan eonomi bagi warga lokal sekitarnya," ujarnya.

Kabupaten Supiori merupakan daerah pemekaran dari kabupaten induk Biak Numfor dibentuk berdasarkan UU Nomo 35 tahun 2003 saat ini dipimpin Bupati Jules F.warikar dan Wakil Bupati O.Rumere telah menjadikan sektor pariwisata dan perikanan sebagai program unggulan Kabupaten Supiori.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024