Jayapura (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Jayapura, Papua, mendorong implementasi perlindungan hutan sagu sebagai salah satu aset penting ekologi dan budaya masyarakat Papua yang ada di daerah ini.
Ketua DPRK Jayapura Ruddy Bukanaung di Sentani, Jumat, mengatakan pelestarian hutan sagu harus menjadi prioritas dalam kebijakan pembangunan di wilayah ini.
"Hutan sagu tidak hanya berperan sebagai sumber pangan bagi masyarakat adat, tetapi juga memiliki fungsi ekologis yang vital dalam menjaga keseimbangan lingkungan, " katanya.
Menurut Ruddy, sagu adalah identitas budaya masyarakat Papua dan salah satu sumber kehidupan, kerusakan hutan sagu sama saja dengan merusak kehidupan masyarakat adat.
"Kami akan mendorong ke eksekutif untuk mengimplementasikan kebijakan perlindungan hutan sagu, juga termasuk penetapan kawasan tertentu sebagai zona perlindungan hutan sagu, " ujarnya.
Dia menjelaskan pada masa reses pertama ini pihaknya ingin memastikan bahwa regulasi yang ada tidak hanya tertulis di kertas, tetapi diterapkan di lapangan, melalui pengawasan aktivitas ilegal seperti pembalakan liar.
"Pelestarian hutan sagu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat adat, organisasi masyarakat sipil dan dunia usaha, " katanya.
Pihaknya mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk berkolaborasi dengan akademisi dan peneliti dalam menggali potensi ekonomi dari hutan sagu.
"Jika dikelola dengan baik, sagu tidak hanya menjadi sumber pangan, terapi juga dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal kita," katanya.