Wamena (Antaranews Papua) - Wakil Bupati Jayawijaya, Papua, John R Banua mengatakan kini masyarakat makin percaya program imunisasi measles (campak) dan rubella yang dipadukan dengan polio (MRP), walau sebelumnya sempat menolak imunisasi itu pascameninggalnya seorang anak usai diimunisasi.
John saat berada di Distrik Bugi, Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan reaksi masyarakat di Distrik Kurulu terhadap imunisasi MRP semakin baik.
Di distrik itu sempat terjadi kasus anak meninggal dunia usai disuntik vaksin MRP, namun kini para orng tua di sana sudah 100 persen menyetujui anak-anak mereka wajib imunisasi.
"Memang pernah terjadi hal yang tidak diinginkan di Distrik Kurulu, namun setelah diberikan pemahaman maka bisa berjalan dengan baik. Sampai sekarang Distrik Kurulu sudah mencapai 100 persen keikusertaan anak untuk imunisasi MRP," katanya.
Antusias warga untuk mengikuti program nasional itu menurut wakil bupati, terlihat saat kunjungan kerja ke Distrik Bugi dan Wollo.
Saat itu, menurut dia, para orang tua membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan pelayanan imunisasi MRP yang dilakukan oleh tenaga medis di halaman kantor distrik.
"Kami sudah memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat lewat dinas kesehatan sehingga sekarang mereka sudah mulai menerima imunisasi MRP di Jayawijaya," katanya.
Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Jayawijaya Olipina Rumbekwan mengatakan pelayanan imunisasi MRP memang sempat terhambat akibat hampir semua petugas puskesmas takut pasca meninggalnya seorang anak di Distrik Kurulu.
Termasuk pengaruh dari orang tua yang melarang anaknya untuk ikut imunisasi MRP.
"Namun berkat bantuan Pemkab Jayawijaya ternyata kerja sama ini sangat membantu dan terbukti sudah bayak warga mengizinkan anak mereka imunisasi," katanya.
Distrik Bugi dan Wollo merupakan kawasan yang rendah imunisasi MRP pascakematian anak di Kurulu.
Namun, kini warga setempat malah menyerahkan anak mereka untuk diberikan imunisasi.
"Kami harap hal baik yang dilakukan saat ini bisa terus berjalan, terutama di beberapa puskesmas yang masih nol persen imunisasi. Cakupan imunisasi MRP untuk Jayawijaya masih 18 persen dari target," katanya.
John saat berada di Distrik Bugi, Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan reaksi masyarakat di Distrik Kurulu terhadap imunisasi MRP semakin baik.
Di distrik itu sempat terjadi kasus anak meninggal dunia usai disuntik vaksin MRP, namun kini para orng tua di sana sudah 100 persen menyetujui anak-anak mereka wajib imunisasi.
"Memang pernah terjadi hal yang tidak diinginkan di Distrik Kurulu, namun setelah diberikan pemahaman maka bisa berjalan dengan baik. Sampai sekarang Distrik Kurulu sudah mencapai 100 persen keikusertaan anak untuk imunisasi MRP," katanya.
Antusias warga untuk mengikuti program nasional itu menurut wakil bupati, terlihat saat kunjungan kerja ke Distrik Bugi dan Wollo.
Saat itu, menurut dia, para orang tua membawa anak-anak mereka untuk mendapatkan pelayanan imunisasi MRP yang dilakukan oleh tenaga medis di halaman kantor distrik.
"Kami sudah memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat lewat dinas kesehatan sehingga sekarang mereka sudah mulai menerima imunisasi MRP di Jayawijaya," katanya.
Kabid Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Jayawijaya Olipina Rumbekwan mengatakan pelayanan imunisasi MRP memang sempat terhambat akibat hampir semua petugas puskesmas takut pasca meninggalnya seorang anak di Distrik Kurulu.
Termasuk pengaruh dari orang tua yang melarang anaknya untuk ikut imunisasi MRP.
"Namun berkat bantuan Pemkab Jayawijaya ternyata kerja sama ini sangat membantu dan terbukti sudah bayak warga mengizinkan anak mereka imunisasi," katanya.
Distrik Bugi dan Wollo merupakan kawasan yang rendah imunisasi MRP pascakematian anak di Kurulu.
Namun, kini warga setempat malah menyerahkan anak mereka untuk diberikan imunisasi.
"Kami harap hal baik yang dilakukan saat ini bisa terus berjalan, terutama di beberapa puskesmas yang masih nol persen imunisasi. Cakupan imunisasi MRP untuk Jayawijaya masih 18 persen dari target," katanya.