Jayapura (ANTARA) - PT Pos Indonesia (Persero) meminta warga di Kota Jayapura, Provinsi Papua untuk lebih waspada pada penjualan meterai palsu yang belakangan ini mulai marak.

Kepala Kantor Pos Jayapura Alex Nitalessy, di Jayapura, Kamis, mengatakan kini meterai palsu ini sudah masuk di wilayah Papua, karena belum lama ini sudah ada yang menawarkan produk tersebut kepada petugas, namun ketika dicurigai, oknum tersebut kabur.

"Untuk penjualan meterai palsu biasanya para oknum tersebut menjual di bawah harga aslinya, misalnya meterai Rp6.000, maka akan dijual Rp5.000 atau Rp.4000, padahal di kantor pos tetap menjual Rp6.000 dan pastinya di luar kantor pos akan menjual di atas Rp6.000 agar para pedagang mendapat untung," katanya.

Menurut Alex, sehingga jika ada oknum yang menawarkan penjualan meterai di bawah harga tersebut sudah dapat dipastikan palsu, bahkan terkadang yang menawarkannya menggunakan baju kantor pos, sehingga diharapkan warga tetap bijak dan pintar untuk menilai serta meneliti sebelum membeli.

"Untuk perbedaan meterai asli atau palsu dapat dibedakan berdasarkan PMK Nomor 65/PMK.03/2014, di antaranya, meterai tempel desain baru dengan nominal Rp3000 memiliki warna biru, sedangkan nominal Rp6000 berwarna hijau, dan memiliki gambar Garuda lambang Negara Republik Indonesia yang berada di pojok kanan atas berwarna ungu," ujarnya.

Dia menjelaskan selain itu, meterai asli memiliki 17 digit nomor seri berwarna hitam, terdapat hologram di bagian kiri meterai tempel, memiliki perforasi bentuk bintang pada bagian tengah di sisi kiri, bentuk oval di sisi kanan kiri, dan bentuk bulat di semua sisi meterai, di mana yang paling mudah dikenali jika diraba, meterai asli terasa kasar, sedangkan yang palsu halus kertasnya.

"Untuk itu diimbau kepada masyarakat agar membeli meterai asli hanya di kantor pos saja, di mana jika mendapati hal seperti itu, segera melaporkan agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak yang berwajib," katanya lagi.

Dia menambahkan mengenai jenis meterai yang paling dijual oleh oknum tersebut, kebanyakan yang dipalsukan berjenis meterai Rp6000, oleh karena itu masyarakat diminta tidak mudah tergiur dengan penjualan meterai berharga murah. 


 

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024