Jayapura (ANTARA) - Danrem 172 PWY Kol Inf Binsar Sianipar mengakui dari 12 penumpang dan awak helikopter Mil Mi-17 yang ditemukan di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, 10 orang di antaranya bisa langsung teridentifikasi.
Memang dari laporan tim yang melakukan evakuasi terungkap 10 jenazah bisa teridentifikasi dari pakaian yang dikenakannya, sedangkan dua lainnya tidak bisa teridentifikasi akibat kondisi jasadnya.
"Namun, untuk memastikan nanti tim DVI Polda Papua yang akan memastikannya," kata Kol Inf Sianipar kepada ANTARA yang menghubungi dari Jayapura, Sabtu.
Danrem 172 yang wilayahnya termasuk Kabupaten Pegunungan Bintang itu mengaku masih berada di Oksibil untuk memimpin langsung proses evakuasi.
Saat ditemukan tim evakuasi yang berjumlah 30 orang itu langsung bisa mengenali identitas para korban dari pakaian yang dikenakan korban, tutur Kol Inf Sianipar.
Sementara itu data yang dihimpun terungkap 10 jenazah yang sudah teridentifikasi yaitu Lettu CPN Ahwar (Copil), Serda Dita Ilham, Kapten CPN Bambang (flight engeneer), Kapten CPN Haris Afik (pilot), Serka Suryatna (T/I), Pratu Asharul (mekanik), Prada Sudjono Kaimudin (tamtama penempak senapan 2), Pratu Yanuar (tamtama bantuan senapan otomatis), Pratu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM) dan Prada Tegar (tamtama penembak senapan 4).
Sedangkan yang belum teridentifikasi saat ditemukan yaitu Sertu Ikrar dan Praka Dwi Pur (mekanik). Helikopter buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG dan dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani, sejak 28 Juni 2019 lalu.
Memang dari laporan tim yang melakukan evakuasi terungkap 10 jenazah bisa teridentifikasi dari pakaian yang dikenakannya, sedangkan dua lainnya tidak bisa teridentifikasi akibat kondisi jasadnya.
"Namun, untuk memastikan nanti tim DVI Polda Papua yang akan memastikannya," kata Kol Inf Sianipar kepada ANTARA yang menghubungi dari Jayapura, Sabtu.
Danrem 172 yang wilayahnya termasuk Kabupaten Pegunungan Bintang itu mengaku masih berada di Oksibil untuk memimpin langsung proses evakuasi.
Saat ditemukan tim evakuasi yang berjumlah 30 orang itu langsung bisa mengenali identitas para korban dari pakaian yang dikenakan korban, tutur Kol Inf Sianipar.
Sementara itu data yang dihimpun terungkap 10 jenazah yang sudah teridentifikasi yaitu Lettu CPN Ahwar (Copil), Serda Dita Ilham, Kapten CPN Bambang (flight engeneer), Kapten CPN Haris Afik (pilot), Serka Suryatna (T/I), Pratu Asharul (mekanik), Prada Sudjono Kaimudin (tamtama penempak senapan 2), Pratu Yanuar (tamtama bantuan senapan otomatis), Pratu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM) dan Prada Tegar (tamtama penembak senapan 4).
Sedangkan yang belum teridentifikasi saat ditemukan yaitu Sertu Ikrar dan Praka Dwi Pur (mekanik). Helikopter buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG dan dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani, sejak 28 Juni 2019 lalu.