Jayapura (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Papua menyatakan pihak perhotelan di wilayahnya sudah siap menerapkan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19 ini.
Ketua PHRI Provinsi Papua Sahril Hasan di Jayapura, Selasa, mengatakan hal ini terbukti dari langkah-langkah yang diambil pihak perhotelan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di hotelnya masing-masing.
"Anjuran menggunakan masker, menjaga jarak serta menyiapkan fasilitas untuk mencuci tangan sebelum masuk ke hotel sudah dilaksanakan dengan baik," katanya.
Menurut Sahril, tata cara di dalam lingkungan hotel juga sudah disesuaikan dengan kebiasaan normal baru.
"Sehingga dari sisi kesiapan, perhotelan di Papua sudah siap melaksanakan," ujarnya.
Dia menjelaskan kini yang harus diperhatikan lagi adalah kebiasaan masyarakat untuk menerapkan serta melaksanakan protokol kesehatan tersebut.
"Jangan sampai pihak hotel sudah menyiapkan protokol kesehatannya, justru masyarakat yang tidak disiplin melakukannya," katanya lagi.
Dia menambahkan jika angka kasus bertambah, maka ke depan hotel pula yang akan dijadikan tempat atau rumah singgah bagi pasien terkonfimasi COVID-19 sehingga jajaran perhotelan tidak bisa mengembangkan usahanya.
Ketua PHRI Provinsi Papua Sahril Hasan di Jayapura, Selasa, mengatakan hal ini terbukti dari langkah-langkah yang diambil pihak perhotelan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 di hotelnya masing-masing.
"Anjuran menggunakan masker, menjaga jarak serta menyiapkan fasilitas untuk mencuci tangan sebelum masuk ke hotel sudah dilaksanakan dengan baik," katanya.
Menurut Sahril, tata cara di dalam lingkungan hotel juga sudah disesuaikan dengan kebiasaan normal baru.
"Sehingga dari sisi kesiapan, perhotelan di Papua sudah siap melaksanakan," ujarnya.
Dia menjelaskan kini yang harus diperhatikan lagi adalah kebiasaan masyarakat untuk menerapkan serta melaksanakan protokol kesehatan tersebut.
"Jangan sampai pihak hotel sudah menyiapkan protokol kesehatannya, justru masyarakat yang tidak disiplin melakukannya," katanya lagi.
Dia menambahkan jika angka kasus bertambah, maka ke depan hotel pula yang akan dijadikan tempat atau rumah singgah bagi pasien terkonfimasi COVID-19 sehingga jajaran perhotelan tidak bisa mengembangkan usahanya.