Chicago (ANTARA) - Harga emas kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat penurunan untuk hari ketiga berturut-turut karena kurs dolar AS diperdagangkan sedikit lebih tinggi.
Namun ekspektasi pasar atas stimulus fiskal baru AS masih akan mendukung nilai emas menjelang pertemuan Federal Reserve, pekan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun tipis satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi ditutup pada 1.855,20 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (22/1/2021), emas berjangka terpangkas 9,7 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dolar AS.
Emas berjangka juga turun tipis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dolar AS pada Kamis (21/1/2021), setelah melambung 26,3 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dolar AS pada Rabu (20/1/2021), dan melonjak 10,3 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.840,20 dolar AS pada Selasa (20/1/2021).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya menguat 0,2 persen, membuat emas yang dipatok dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami mulai mendapatkan indikasi awal bahwa indeks dolar telah mencapai titik terendah dalam jangka pendek. Jika itu masalahnya, kenaikan dolar akan bekerja melawan kenaikan pasar logam mulia yang bullish," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
"Prospek inflasi ke depan mengingat semua stimulus dan pelonggaran bank sentral yang telah membuat sistem keuangan dunia dibanjiri uang tunai, itu mendukung (untuk emas) dalam jangka panjang."
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah kekhawatiran tentang proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang terlalu mahal dan menekankan perlunya bertindak cepat.
"Kami akan melihat dasar-dasar dukungan di pasar ini, apakah dukungan itu berasal dari Fed yang dovish atau langkah-langkah stimulus yang sedang berlangsung adalah titik fokus utama untuk pasar ini selama beberapa bulan ke depan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve dimulai pada Selasa waktu setempat. Kebijakan bank sentral AS diperkirakan akan tetap kuat dalam mode penyelamatan, dengan suku bunga mendekati nol.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasi dan membebani dolar.
Permintaan emas dapat tetap kuat dalam jangka pendek dan menengah seiring dengan potensi stimulus ekonomi tambahan sehingga potensi inflasi tetap tinggi.
Emas juga dicegah dari penurunan lebih jauh karena permintaan untuk obligasi pemerintah AS 10-tahun berkurang saat imbal hasilnya mulai melemah.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 7,2 sen atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 25,484 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,9 dolar AS atau 0,62 persen menjadi menetap di 1.104,70 dolar AS per ounce.
Namun ekspektasi pasar atas stimulus fiskal baru AS masih akan mendukung nilai emas menjelang pertemuan Federal Reserve, pekan ini.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun tipis satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi ditutup pada 1.855,20 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (22/1/2021), emas berjangka terpangkas 9,7 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dolar AS.
Emas berjangka juga turun tipis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dolar AS pada Kamis (21/1/2021), setelah melambung 26,3 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dolar AS pada Rabu (20/1/2021), dan melonjak 10,3 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.840,20 dolar AS pada Selasa (20/1/2021).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya menguat 0,2 persen, membuat emas yang dipatok dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Kami mulai mendapatkan indikasi awal bahwa indeks dolar telah mencapai titik terendah dalam jangka pendek. Jika itu masalahnya, kenaikan dolar akan bekerja melawan kenaikan pasar logam mulia yang bullish," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
"Prospek inflasi ke depan mengingat semua stimulus dan pelonggaran bank sentral yang telah membuat sistem keuangan dunia dibanjiri uang tunai, itu mendukung (untuk emas) dalam jangka panjang."
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah kekhawatiran tentang proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang terlalu mahal dan menekankan perlunya bertindak cepat.
"Kami akan melihat dasar-dasar dukungan di pasar ini, apakah dukungan itu berasal dari Fed yang dovish atau langkah-langkah stimulus yang sedang berlangsung adalah titik fokus utama untuk pasar ini selama beberapa bulan ke depan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve dimulai pada Selasa waktu setempat. Kebijakan bank sentral AS diperkirakan akan tetap kuat dalam mode penyelamatan, dengan suku bunga mendekati nol.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasi dan membebani dolar.
Permintaan emas dapat tetap kuat dalam jangka pendek dan menengah seiring dengan potensi stimulus ekonomi tambahan sehingga potensi inflasi tetap tinggi.
Emas juga dicegah dari penurunan lebih jauh karena permintaan untuk obligasi pemerintah AS 10-tahun berkurang saat imbal hasilnya mulai melemah.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 7,2 sen atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 25,484 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,9 dolar AS atau 0,62 persen menjadi menetap di 1.104,70 dolar AS per ounce.