Jayapura (ANTARA) -
"Tidak hanya itu, dari hasil pantauan kami terlihat musim kemarau yang terjadi sejak Juli 2021, di mana fenomena ini tidak hanya melanda wilayah Jayapura namun juga Kabupaten Sarmi dan Keerom," katanya.
"Masyarakat diimbau tetap waspada apabila terjadi hujan lebat dengan durasi lebih lama, mengingat secara klimatologis, September merupakan salah satu puncak hujan pada beberapa wilayah," katanya.
Beberapa kondisi inilah yang membuat dua kabupaten di Papua sempat mengalami bencana hidrometeorologi atau banjir, yakni di Nabire dan Serui, demikian Ezri Ronsumbre.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura mengimbau masyarakat tidak membakar lahan di tengah fenomena musim kemarau yang melanda Jayapura, Provinsi Papua dan sejumlah daerah.
Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Doni Kristianto di Jayapura, Kamis, mengatakan kondisi ini akan terjadi hingga Oktober mendatang.
"Tidak hanya itu, dari hasil pantauan kami terlihat musim kemarau yang terjadi sejak Juli 2021, di mana fenomena ini tidak hanya melanda wilayah Jayapura namun juga Kabupaten Sarmi dan Keerom," katanya.
Menurut dia dalam 10 hari terakhir diprakirakan suhu maksimum di Jayapura mencapai 34 hingga 36 derajat Celcius sehingga masyarakat diimbau untuk menyiapkan alat pelindung diri seperti topi saat beraktivitas di luar rumah.
Senada dengan Doni Kristianto, Sub Koordinator Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre mengatakan pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu mmperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal.
"Masyarakat diimbau tetap waspada apabila terjadi hujan lebat dengan durasi lebih lama, mengingat secara klimatologis, September merupakan salah satu puncak hujan pada beberapa wilayah," katanya.
Dia menjelaskan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah utara Papua cukup hangat dan terbentuk daerah pumpunan angin di sekitar wilayah Teluk Cenderawasih.
"Kondisi inilah yang berkontribusi terhadap pembentukan awan-awan hujan terutama awan konvektif yang menyebabkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada beberapa wilayah," katanya.
Beberapa kondisi inilah yang membuat dua kabupaten di Papua sempat mengalami bencana hidrometeorologi atau banjir, yakni di Nabire dan Serui, demikian Ezri Ronsumbre.