Jayapura (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua mengunjungi 75 anak pengungsi korban penyerangan Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, yang dititipkan di sekolah yayasan Katolik di Aimas Kabupaten Sorong.

Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua Frits B.Ramandey yang dihubungi ANTARA dari Jayapura, Sabtu, mengatakan puluhan anak pengungsi korban pascapenyerangan Posramil Kisor membutuhkan penanganan khusus untuk memulihkan kondisi kejiwaan anak.

"Komnas HAM sudah melihat langsung kondisi anak pengungsi yang ditampung sekolah di Aimas, memang perlu ada tindakan konkret untuk menjamin pemenuhan hak dasar anak, salah satunya masalah pendidikan," ungkap Frits Ramandey.

Frits mengatakan dari hasil kunjungan lapangan Tim Komnas HAM Papua terhadap kondisi anak pengungsi korban pascapenyerangan Posramil Kisor, pihaknya mengusulkan tiga hal penting untuk dilakukan pemerintah daerah setempat.

Pertama, Frits menyebut perlu disediakan layanan "trauma healing" untuk pemulihan psikis anak. Kedua, menjamin hak dasar anak dalam pendidikan dengan menyediakan fasilitas belajar seperti tas, buku, dan pakaian. Ketiga, segera mengembalikan korban ke daerah asalnya.

Tiga hal penanganan korban pascapenyerangan Posramil Kisor sudah dikoordinasikan dengan Pemkab Maybrat dan Pemerintah Provinsi Papua hingga pemangku kepentingan di daerah setempat, katanya.

"Anak pengungsi korban pascapenyerangan Posramil Kisor sebagian ada yang akan ujian sehingga pemda berkewajiban mendaftarkan siswa dalam data Dapodik," ungkap Frits.

Komnas HAM Papua terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah daerah setempat untuk membantu penanganan pengungsi akibat korban pascapenyerangan Posramil Kisor.

Untuk pemulangan pengungsi anak-anak korban pascapenyerangan Posramil Kisor, menurut Frits, tidak hanya dilakukan oleh Komnas HAM Papua tetapi perlu berkolaborasi dengan pihak lain dan pemerintah daerah setempat.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024