Bandarlampung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menyebutkan dua kemungkinan penyebab ikan hiu paus (Rhincodon typus) tertangkap oleh jaring nelayan payang di pesisir laut Sukaraja, Kota Bandarlampung Provinsi Lampung.
"Ada dua kemungkinan pertama ikan hiu bisa sampai ke laut dangkal mungkin karena mencari makan atau menguber mangsanya hingga ke sini," kata Humas Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu, Irhamuddin di Bandarlampung, Kamis.
Payang merupakan alat penangkap ikan berupa pukat kantong untuk menangkap gerombolan ikan permukaan.
Kemudian, ia mengatakan bahwa kemungkinan besar lainnya adalah karena suhu dingin di perairan laut dalam, sehingga ikan hiu ini muncul ke permukaan mencari suhu yang lebih hangat.
Selain itu, bisa jadi juga hiu-hiu ini sedang melakukan migrasi dengan kelompoknya kemudian hilang navigasi sehingga membingungkan mereka ketika keluar dari kelompoknya
"Sebenarnya ada kemungkinan lainnya, seperti kondisi hiu paus yang sakit dan tua, tapi ini jauh dari itu sebab secara kasat mata, saya melihat ikan-ikan ini sehat," kata dia.
Terkait apakah Laut Sukaraja merupakan habitat dari hiu paus ini, ia belum bisa memastikan sebab tidak ada penelitian dan data-data mengenai hal tersebut.
"Kami belum tau soal apakah ini habitat mereka atau bukan, tapi bisa jadi ini adalah imigran dari satuan hiu-hiu paus untuk berpindah tempat," kata dia.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak menyakiti hiu paus yang terjaring tersebut karena satwa ini dilindungi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.
"Ya tadi sempat anak-anak menaiki punggung ikan itu. Meski maksudnya bagus untuk menggiringnya ke tengah tapi itu sangat berbahaya tidak saja bagi anak-anak itu tapi juga hiu pausnya. Kami sudah kasih tahu nelayan di sini agar tidak menyakiti hiu paus ini karena termasuk hewan yang dilindungi," kata dia.
Sementara itu, Ketua Nelayan Sukaraja, Muryadi mengakui bahwa di laut Sukaraja ini, paus dengan ukuran besar sering tertangkap oleh jaring nelayan payang.
"Sudah sering, setiap tahun pasti ada yang tertangkap jaring, tapi paling banyak dan sering di tahun ini dan di bulan ini," kata dia.
Ia pun mengatakan bahwa dalam satu pekan terakhir sudah lebih dari lima kali ikan hiu yang sering disebut warga sekitar dengan "Ikan Skandar" ini terjaring oleh nelayan payang.
"Ini saja sudah tiga kalian ketika nelayan menarik jaring payang, ikan hiu paus juga ikut terjaring," kata dia.
Ia pun mengatakan bahwa setiap kali ada ikan Skandar yang terjaring oleh payang, maka para nelayan pun bahu membahu untuk melepaskannya.
"Ya kita lepaskan lagi, kalau hanya nyangkut jaring ikan dilepaskan di tengah laut, tapi kalau masuk jaring terpaksa harus ditarik hingga pinggir dulu baru kami bersama-sama melepaskan jaringnya dan menggiring ikannya ke tengah laut," kata dia.
"Ada dua kemungkinan pertama ikan hiu bisa sampai ke laut dangkal mungkin karena mencari makan atau menguber mangsanya hingga ke sini," kata Humas Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu, Irhamuddin di Bandarlampung, Kamis.
Payang merupakan alat penangkap ikan berupa pukat kantong untuk menangkap gerombolan ikan permukaan.
Kemudian, ia mengatakan bahwa kemungkinan besar lainnya adalah karena suhu dingin di perairan laut dalam, sehingga ikan hiu ini muncul ke permukaan mencari suhu yang lebih hangat.
Selain itu, bisa jadi juga hiu-hiu ini sedang melakukan migrasi dengan kelompoknya kemudian hilang navigasi sehingga membingungkan mereka ketika keluar dari kelompoknya
"Sebenarnya ada kemungkinan lainnya, seperti kondisi hiu paus yang sakit dan tua, tapi ini jauh dari itu sebab secara kasat mata, saya melihat ikan-ikan ini sehat," kata dia.
Terkait apakah Laut Sukaraja merupakan habitat dari hiu paus ini, ia belum bisa memastikan sebab tidak ada penelitian dan data-data mengenai hal tersebut.
"Kami belum tau soal apakah ini habitat mereka atau bukan, tapi bisa jadi ini adalah imigran dari satuan hiu-hiu paus untuk berpindah tempat," kata dia.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak menyakiti hiu paus yang terjaring tersebut karena satwa ini dilindungi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.
"Ya tadi sempat anak-anak menaiki punggung ikan itu. Meski maksudnya bagus untuk menggiringnya ke tengah tapi itu sangat berbahaya tidak saja bagi anak-anak itu tapi juga hiu pausnya. Kami sudah kasih tahu nelayan di sini agar tidak menyakiti hiu paus ini karena termasuk hewan yang dilindungi," kata dia.
Sementara itu, Ketua Nelayan Sukaraja, Muryadi mengakui bahwa di laut Sukaraja ini, paus dengan ukuran besar sering tertangkap oleh jaring nelayan payang.
"Sudah sering, setiap tahun pasti ada yang tertangkap jaring, tapi paling banyak dan sering di tahun ini dan di bulan ini," kata dia.
Ia pun mengatakan bahwa dalam satu pekan terakhir sudah lebih dari lima kali ikan hiu yang sering disebut warga sekitar dengan "Ikan Skandar" ini terjaring oleh nelayan payang.
"Ini saja sudah tiga kalian ketika nelayan menarik jaring payang, ikan hiu paus juga ikut terjaring," kata dia.
Ia pun mengatakan bahwa setiap kali ada ikan Skandar yang terjaring oleh payang, maka para nelayan pun bahu membahu untuk melepaskannya.
"Ya kita lepaskan lagi, kalau hanya nyangkut jaring ikan dilepaskan di tengah laut, tapi kalau masuk jaring terpaksa harus ditarik hingga pinggir dulu baru kami bersama-sama melepaskan jaringnya dan menggiring ikannya ke tengah laut," kata dia.