Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia meluncurkan buku pedoman Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (Siapik) untuk memperluas edukasi pencatatan keuangan secara digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Buku ini telah memenuhi kaidah perbankan dalam melakukan analisis kredit yang dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi lembaga, instansi, atau akademisi dan perorangan, atau stakeholder lain yang akan menyelenggarakan program literasi Siapik," kata Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari dalam Peluncuran Buku Literasi Siapik secara daring, Senin.
Buku ini juga diharapkan menjadi acuan bagi fasilitator Siapik yang sebelumnya telah memperoleh pelatihan untuk menyusun program edukasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
Buku ini menyediakan materi pembelajaran untuk empat model literasi berdasarkan durasi dan kedalaman literasi yang akan dilakukan, yaitu sosialisasi, pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelatihan untuk pendidik, dan bahan untuk pendampingan penggunaan Siapik.
"Buku ini dilengkapi dengan berbagai tayangan materi pembelajaran. Ini diharapkan dapat mempermudah pihak yang berkepentingan melakukan edukasi pelatihan dan pendampingan Siapik kepada UMKM," imbuh Sari.
Kemudahan proses edukasi Siapik diharapkan membuat lebih banyak UMKM menggunakan Siapik, menghasilkan laporan keuangan, dan mendapatkan pembiayaan dari perbankan.
Bank Indonesia juga bersinergi dengan Kementerian dan Lembaga lain, seperti Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memberikan pelatihan pencatatan keuangan menggunakan Siapik untuk UMKM.
"Di tahun 2022 sinergi tersebut akan diperkuat oleh melalui pelaksanaan pelatihan, pendampingan, serta training for trainers secara masif dan berkala kepada lebih dari 1.500 UMKM dan 292 pendamping di seluruh wilayah Indonesia," katanya.