Biak (ANTARA) - Kalangan nelayan tradisional orang asli Papua di pesisir wilayah kepulauan sangat berharap mendapatkan prioritas dalam mendapatkan bahan bakar solar bersubsidi untuk mendukung operasional nelayan mencari ikan.

"BBM bersubsidi solar untuk khusus nelayan sangat mendukung operasional nelayan. Ya, karena BBM bersubsidi sulit didapat kami harus beralih ke bahan bakar non subsidi untuk menutupi kebutuhan ," ungkap salah seorang nelayan Sowek, Kabupaten Supiori, Wison di Biak, Rabu.

Ia menjelaskan nelayan saat ini kesulitan dalam mengikuti prosedur pembelian BBM bersubsidi karena harus membawa kartu nelayan untuk membeli dengan harga yang murah di SPBM khusus.

Dengan kondisi yang sulit untuk mendapatkan BBM bersubisdi tersebut, maka nelayan lebih suka membeli bahan bakar non subsidi di SPBU maupun pedagang eceran.

"Meski harga BBM non subsidi sedikit mahal dibanding yang bersubisidi, namun para nelayan harus tetap membelinya guna mendukung pekerjaan keseharian di laut," ujarnya.

Sementara itu, nelayan OAP Albert menambahkan nelayan harus membeli BBM non subsidi di SPBU untuk memenuhi kebutuhan keseharian.

"Harga BBM non subsidi jenis pertalite dan pertamax lebih mahal dibanding dengan bahan bakar bersubsidi solar dan bensin,"ujarnya.

Oleh karena itu, Albert berharap, permasalahan BBM bersubsidi khusus nelayan harus diatasi bersama-sama pemerintah dan pemangku kepentingan demi meningkatkan kesejahteraan para nelayan

"Kebutuhan BBM subsidi khusus nelayan harus terpenuhi dengan baik karena memberikan andil dalam mendukung layanan operasional keseharian nelayan di wilayah pesisir kepulauan Papua," ujarnya.

Saat ini, daftar harga BBM non subsidi jenis Pertalite tercatat mencapai Rp7.650 per liter, Pertamax Rp12.750 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.



 

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024