Jayapura (ANTARA) - Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura meminta nelayan di Papua waspada terhadap gelombang tinggi saat melaut.
Para nelayan juga diminta untuk memantau perkembangan cuaca melalui laman milik BMKG Maritim Jayapura sehingga dapat menjadi acuan saat melaut.
Apalagi dari prakiraan cuaca terungkap gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter terjadi di beberapa wilayah di Papua dengan kecepatan angin mencapai 35-45 km/jam, kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura Heri Purnomo di Jayapura, Rabu.
Dikatakan, gelombang tinggi itu terjadi di sekitar perairan Kepulauan Mapia, perairan barat, utara, selatan dan timur Pulau Biak, perairan utara Serui, perairan Sarmi-Mamberamo Raya dan perairan Jayapura.
Kondisi tersebut terpantau masih signifikan, karena disebabkan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) sehingga memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia.
Selain itu terdapat sirkulasi siklonik di perairan selatan Papua yang menyebabkan percepatan kecepatan angin, kata Heri Purnomo.
Sementara itu Amir, salah seorang penjual ikan di Pasar Hamadi Jayapura mengatakan gelombang yang cukup tinggi menyebabkan banyak nelayan yang enggan melaut sehingga harga ikan masih mahal.
Memang saat ini harga ikan relatif mahal bila dibanding saat laut tenang dan tidak bergelombang, serta ikan yang dijual juga terbatas.
Harga ikan ekor kuning bervariasi antara Rp50.000 hingga Rp500.000 per ekor tergantung ukuran, ikan cakalang Rp30.000 hingga Rp120.000 per ekor, ikan salam Rp75.000 per ekor, cumi Rp150.000 per tumpuk, udang Rp120.000/ekor dan harga ikan tenggiri Rp150.000 per ekor, kata Amir.*